Ikan sembilang adalah anggota dari suku (famili) Plotosidae, suatu kelompok ikan
berkumis (Siluriformes). Penciri khas yang membedakannya dari
kelompok lainnya adalah menyatunya sirip punggung kedua (sirip lemak), sirip
ekor, dan sirip anus sehingga bagian belakangnya tampak seperti sidat. Dalam bahasa Inggris ia disebut ikan kumis berekor sidat, "eel-tailed catfish") (www.id.wikipedia.org)
Hewaninimenghuni air tawar ( perairan darat ) dan perairanlaut,
dan menghuni wilayah hangat Indo-Pasifik, dari Jepang hingga Australia dan Fiji. Terdapat sekitar 35 spesies dalam 10 generasi (www.id.wikipedia.org).
SistemReproduksidariikansembilangsendiri dapat dikatakan seperti pada ikan demersal lainya. Dia
melakukan pemijahan ( Spawning ) di dasar dan kemudian meletakkan telur –
telurnya di dasar yang berlumpur sehingga sulit untuk di deksi oleh pemangsanya
atau predatornya. Setelah melewati masa embrio, Ikan sembilang yang masih dalam
tahap juvenile akan berada pada dasar dan memakan ikan kecil. Setelah dewasa sembilang
baru akan memangsa aktif kedaerah dangkal yang banyakakan hewan kecil
(Saanin, H, 1968).
Dalam hal reproduksi sangat penting
untuk mengetahui fekunditas (banyak telur), karena hal ini akan menyangkut pada
Indeks Kematangan Gonad. Dimana hubungan fekunditas (banyaknya telur) dengan
Indeks Kematangan Gonad adalah semakin tinggi Indeks Kematangan Gonad maka
jumlah telur yang dihasilkan juga semakin banyak. Selanjutnya dengan mengetahui
tingkat kematangan gonad kita bisa mengetahui aktifitas reproduksi dari si ikan
(Saanin, H, 1968)
Selainitu dalam
mempelajari sistem reproduksi kita juga perlu mengetahui
perbedaan antara jenis kelamin jantan dan betinanya. Dilihat dari morfologi luarnya,
ikan jantan ukuran tubuhnya lebih kecil daripada ikan betina, untuk warna tubuhnya
ikan jantan mempunyai warna yang lebih gelap apabila dibandingkan dengan ikan betina.Untuk
ikan betina lihat saja pada lubang anus yang ukurannya lebih besar, hal ini dikarenakan
lubang ini akan digunakan untu kmengeluarkan telur (Saanin, H, 1968).
Taksonomi ikan Sembilang:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Plotosidae
Genus : Paraplotosus
Spesies :
Paraplotosus albilabris
(Nelson,
2006)

Morfologi ikan Sembilang
Ikan
Sembilang atau Eel tailed catfish adalah jenis ikan laut yang bentuk tubuhnya
menyerupai ikan Lele. Hidupnya pada
kedalaman 0-10 meter. Sering dijumpai di daerah pesisir
pantai atau laut dangkal. Bentuk badannya panjang tanpa sisik, sirip
punggung pertama berduri tajam dekat dengan kepala, sirip punggung kedua
bersambung dengan sirip ekor dan sirip dubur.
Ikan ini dapat mencapai panjang 134 cm. Ikan Sembilang merupakan ikan
predator, yang memangsa ikan-ikan kecil, selain itu ikan ini juga memakan hewan-hewan
yang hidup di dasar laut yaitu hewan-hewan kelompok gastropoda, moluska dan
krustasea. Ikan dewasa dapat hidup sendiri atau dalam kelompok kecil (Utomo, et
al., 2007).
Ikan sembilang
- Panjang total : 58,5 cm - Berat Total : 1,11 kg
- Berat Telur Ikan : 222 gram
Gonad berwarna orange, fase satu.
Jumlah
Telur sampel = 50
Fekunditas
= 222 x 50 = 1009 Telur
11
Dari hasil
perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan 50 butir telur sebagai
sampel diketahui fekunditas dari Ikan sembilang adalah sebanyak 1009 telur. (http://adios19.files.wordpress.com/2011/05/laporan-ikhtiologi.docx)
Tingkat Kematangan Gonad
Tinhgakat kematangan gonad merupakan bentuk analisis proses kematangan
gonad ikan yang semakin matang sebelum terjadi pembuahan. Dalam reproduksi,
sebagian hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad. Berat gonad semakin
bertambah dan mencapai maksimum ketika ikan akan memijah, kemudian beratnya
menurun setelah pemijahan. Kondisi gonad ini dapat dinyatakan sebagai berat
gonad dibagi berat tubuh ikan (termasuk gonad) dikalikan 100%. Proses
reproduksi sebagian besar merupakan hasil metabolisme yang tertuju pada
perkembangan gonad. Berat gonad semakin bertambah dan mencapai maksimal ketika
ikan itu kan berpijah, kemudian berat ikannya menurun setelah pemijahan
(Hartono, 2009).
Salah satu indikator ketersediaan stok reproduktif yang sering digunakan
dalam pengelolaan perikanan adalah ukuran ikan pada saat pertama kali matang
gonad. Oleh karena itu informasi tentang ukuran ikan pada saat pertama kali
matang gonad diperlukan dalam penerapan perikanan bertanggung jawab (Musbir et
al, 2006).
Pematangan gonad di dorong oleh faktor-faktor
lingkungan seperti suhu, lama penyinaran matahari, organisme makanan yang
tersedia diperairan bebas dan lain-lain (Sutarmanto, 1995)
Indeks Kematangan Gonad
Di dalam proses
reproduksi, sebelum terjadi pemijahan, sebagian besar hasil metabolisme tertuju
untuk perkembangan gonad. Gonad semakin bertambah berat dibarengi dengan
semakin bertambah besar ukurannya termasuk garis tengah telurnya. Berat gonad
akan mencapai maksimum sesaat ikan akan berpijah, kemudian berat gonad akan
menurun dengan cepat selama pemijahan sedang berlangsung sampai selesai.
Telah dikemukakan bahwa
secara morfologi perubahan-perubahan kondisi tersebut dapat dinyatakan dengan
tingkat kematangan. Namun hal ini belum menyatakan suatu perhitungan secara
kuantitatif. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam gonad tersebut
secara kuantitatif. Dapat dinyatakan dengan suatu indeks yang dinamakan Indeks
Kematangan Gonad, atau IKG. Indeks ini dinamakan juga Maturity atau Gonad
Somatic Indeks (GSI) yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil dari
perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikalikan
dengan 100%.
IKG = Bg/Bt X 100%
Dimana: IKG = Indek kematangan gonad
Bg = Berat gonad dalam gram
Bt = Berat tubuh dalam gram
Dengan nilai tersebut
akan di dapatkan bahwa sejalan dengan perkembangan gonad, indek itu akan
semakin bertambah besar dan nilai tersebut akan mencapai batas kisar maksimum
pada saat akan terjadi pemijahan. Jahson (1971) mengemukakan bahwa pada
ikan thredfin shad indeknya berkisar dari 1–25%. Ikan dengan
IKG mulai dari 19% ke atas sudah sanggup mengeluarkan telurnya dan dianggap
matang. Sesudah memijah indeknya turun menjadi 3 – 4%.
Dari awal
perkembangan gonad sampai memijah, garis tengah telur yang dikandungnya
semakin membesar pula. Dengan demikian maka akan didapatkan hubungan antara IKG
dengan garis tengah telur. Hubungan ini dapat dinyatakan dalam gambar
histigram seperti yang dikemukakan oleh Arsjad (1973) pada ikan baung
seperti pada gambar 9.
Selain indek kematangan
gonad seperti termaksud di atas ternyata Batts (1972) mengemukakan indek lain
yang dinamakan Gonad Indeks (GI) yaitu perbandingan antara berat gonad
dengan panjang ikan, yang rumusnya:
GI = w/Ls X 10s
Dimana: GI = Gonad Indek
W = Berat gonad segar dalam gram
L = panjang ikan dalam mm.
Harga 10s merupakan
suatu faktor agar nilai GI mendekati harga satu. Apabila tidak dikalikan dengan
faktor tersebut akan didapatkan suatu nilai yang sangat kecil (beberapa angka
di belakang koma) sehingga apabila nilai tersebut dipakai untuk membandingkan
dengan nilai lainnya tidak sepeka dengan menggunakan faktor 10s tadi.
Isi Lambung
Dalam menentukan perbandingan jenid
makanan diperlukan suatu standar posisi atau kontribusi jenis makanan tertentu
terhadap kegiatan. Standar ini misalnya dalam bentuk indeks. Terdapat dua indek
yang sering digunakan dalam analisis isi perut ikan. Salah satunya adalah indek
kelimpahan relatif atau IRI (Index of
relative Importance) (Hyslop, 1980)
Metode atau indeks lain adalah
indeks kebiasaan makan atau FAI (Feeding
Alimentari Index) yang diusulkan oleh Kawakami dan Vazzoler pada tahun1980
(Agostinho, 2006)
Hampir
semua ikan menggunakan metode menghisap untuk makan, yaitu proses dimana
terjadi tekanan negatif pada buccal
cavity sehingga air yang mengandung organisme dapat masuk kedalam mulut.
Asupan makan juga dapat diperoleh dengan membuka mulut dan o[perkulum ketika
berenang. Ikan juga secara aktif memangsa mangsa yang bergerak secara
horizontal atau vertikal di dalam air. Makana ikan dapat berupa plankton
(zooplankton atau phytoplankton) atau bentos (makrozoobentos atau
mikrozoobentos) (Wetzel, 2001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar