Jumat, 18 Juli 2014

IKAN SEMBILANG

Ikan sembilang adalah anggota dari suku (famili) Plotosidae, suatu kelompok ikan berkumis (Siluriformes). Penciri khas yang membedakannya dari kelompok lainnya adalah menyatunya sirip punggung kedua (sirip lemak), sirip ekor, dan sirip anus sehingga bagian belakangnya tampak seperti sidat. Dalam bahasa Inggris ia disebut ikan kumis berekor sidat, "eel-tailed catfish") (www.id.wikipedia.org)
Hewaninimenghuni air tawar ( perairan darat ) dan perairanlaut, dan menghuni wilayah hangat Indo-Pasifik, dari Jepang hingga Australia dan Fiji. Terdapat sekitar 35 spesies dalam 10 generasi (www.id.wikipedia.org).
SistemReproduksidariikansembilangsendiri dapat dikatakan seperti pada ikan demersal lainya. Dia melakukan pemijahan ( Spawning ) di dasar dan kemudian meletakkan telur – telurnya di dasar yang berlumpur sehingga sulit untuk di deksi oleh pemangsanya atau predatornya. Setelah melewati masa embrio, Ikan sembilang yang masih dalam tahap juvenile akan berada pada dasar dan memakan ikan kecil. Setelah dewasa sembilang baru akan memangsa aktif kedaerah dangkal yang banyakakan hewan kecil (Saanin, H, 1968).
Dalam hal reproduksi sangat penting untuk mengetahui fekunditas (banyak telur), karena hal ini akan menyangkut pada Indeks Kematangan Gonad. Dimana hubungan fekunditas (banyaknya telur) dengan Indeks Kematangan Gonad adalah semakin tinggi Indeks Kematangan Gonad maka jumlah telur yang dihasilkan juga semakin banyak. Selanjutnya dengan mengetahui tingkat kematangan gonad kita bisa mengetahui aktifitas reproduksi dari si ikan (Saanin, H, 1968)
Selainitu dalam mempelajari sistem reproduksi kita juga perlu mengetahui perbedaan antara jenis kelamin jantan dan betinanya. Dilihat dari morfologi luarnya, ikan jantan ukuran tubuhnya lebih kecil daripada ikan betina, untuk warna tubuhnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih gelap apabila dibandingkan dengan ikan betina.Untuk ikan betina lihat saja pada lubang anus yang ukurannya lebih besar, hal ini dikarenakan lubang ini akan digunakan untu kmengeluarkan telur (Saanin, H, 1968).

Taksonomi ikan Sembilang:
Kingdom  : Animalia
Filum  : Chordata
Kelas  : Actinopterygii
Ordo  : Siluriformes
Famili   : Plotosidae
Genus   : Paraplotosus
Spesies : Paraplotosus albilabris 
(Nelson, 2006)

Morfologi ikan Sembilang
Ikan Sembilang atau Eel tailed catfish adalah jenis ikan laut yang bentuk tubuhnya menyerupai ikan Lele. Hidupnya pada  kedalaman 0-10 meter. Sering dijumpai di daerah  pesisir  pantai atau laut dangkal. Bentuk badannya panjang tanpa sisik, sirip punggung pertama berduri tajam dekat dengan kepala, sirip punggung kedua bersambung dengan sirip ekor dan sirip dubur.  Ikan ini dapat mencapai panjang 134 cm. Ikan Sembilang merupakan ikan predator, yang memangsa ikan-ikan kecil, selain itu ikan ini juga memakan hewan-hewan yang hidup di dasar laut yaitu hewan-hewan kelompok gastropoda, moluska dan krustasea. Ikan dewasa dapat hidup sendiri atau dalam kelompok kecil (Utomo, et al., 2007).
Ikan sembilang
- Panjang total : 58,5 cm                      - Berat Total : 1,11 kg
- Berat Telur Ikan : 222 gram
Gonad berwarna orange, fase satu.
Jumlah Telur sampel = 50

Fekunditas =  222 x 50  = 1009 Telur
                             11
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan 50 butir telur sebagai sampel diketahui fekunditas dari Ikan sembilang adalah sebanyak 1009 telur. (http://adios19.files.wordpress.com/2011/05/laporan-ikhtiologi.docx)

Tingkat Kematangan Gonad
Tinhgakat kematangan gonad merupakan bentuk analisis proses kematangan gonad ikan yang semakin matang sebelum terjadi pembuahan. Dalam reproduksi, sebagian hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad. Berat gonad semakin bertambah dan mencapai maksimum ketika ikan akan memijah, kemudian beratnya menurun setelah pemijahan. Kondisi gonad ini dapat dinyatakan sebagai berat gonad dibagi berat tubuh ikan (termasuk gonad) dikalikan 100%. Proses reproduksi sebagian besar merupakan hasil metabolisme yang tertuju pada perkembangan gonad. Berat gonad semakin bertambah dan mencapai maksimal ketika ikan itu kan berpijah, kemudian berat ikannya menurun setelah pemijahan (Hartono, 2009).
Salah satu indikator ketersediaan stok reproduktif yang sering digunakan dalam pengelolaan perikanan adalah ukuran ikan pada saat pertama kali matang gonad. Oleh karena itu informasi tentang ukuran ikan pada saat pertama kali matang gonad diperlukan dalam penerapan perikanan bertanggung jawab (Musbir et al, 2006).
Pematangan gonad di dorong oleh faktor-faktor lingkungan seperti suhu, lama penyinaran matahari, organisme makanan yang tersedia diperairan bebas dan lain-lain (Sutarmanto, 1995)

Indeks Kematangan Gonad
Di dalam proses reproduksi, sebelum terjadi pemijahan, sebagian besar hasil metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad. Gonad semakin bertambah berat dibarengi dengan semakin bertambah besar ukurannya termasuk garis tengah telurnya. Berat gonad akan mencapai maksimum sesaat ikan akan berpijah, kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan sedang berlangsung sampai selesai.
Telah dikemukakan bahwa secara morfologi perubahan-perubahan kondisi tersebut dapat dinyatakan dengan tingkat kematangan. Namun hal ini belum menyatakan suatu perhitungan secara kuantitatif.  Untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam gonad tersebut secara kuantitatif. Dapat dinyatakan dengan suatu indeks yang dinamakan Indeks Kematangan Gonad, atau IKG. Indeks ini dinamakan juga Maturity atau Gonad Somatic Indeks (GSI) yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil dari perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikalikan dengan 100%.
IKG = Bg/Bt X 100%
Dimana: IKG = Indek kematangan gonad
Bg   = Berat gonad dalam gram
Bt   = Berat tubuh dalam gram
Dengan nilai tersebut akan di dapatkan bahwa sejalan dengan perkembangan gonad, indek itu akan semakin bertambah besar dan nilai tersebut akan mencapai batas kisar maksimum pada saat akan terjadi pemijahan. Jahson (1971) mengemukakan bahwa pada ikan thredfin shad indeknya berkisar dari 1–25%. Ikan dengan IKG mulai dari 19% ke atas sudah sanggup mengeluarkan telurnya dan dianggap matang. Sesudah memijah indeknya turun menjadi 3 – 4%.
Dari awal perkembangan  gonad sampai memijah, garis tengah telur yang dikandungnya semakin membesar pula. Dengan demikian maka akan didapatkan hubungan antara IKG dengan garis tengah telur. Hubungan ini dapat dinyatakan  dalam gambar histigram seperti yang dikemukakan oleh Arsjad (1973) pada ikan baung  seperti pada gambar 9.
Selain indek kematangan gonad seperti termaksud di atas ternyata Batts (1972) mengemukakan indek lain yang dinamakan Gonad Indeks (GI) yaitu perbandingan antara berat  gonad dengan panjang ikan, yang rumusnya:
GI =  w/Ls X 10s
Dimana:  GI = Gonad Indek
W = Berat gonad segar dalam gram
L = panjang ikan dalam mm.
Harga 10s merupakan suatu faktor agar nilai GI mendekati harga satu. Apabila tidak dikalikan dengan faktor tersebut akan didapatkan suatu nilai yang sangat kecil (beberapa angka di belakang koma) sehingga apabila nilai tersebut dipakai untuk membandingkan dengan nilai lainnya tidak sepeka dengan menggunakan faktor 10s tadi.
Isi Lambung
            Dalam menentukan perbandingan jenid makanan diperlukan suatu standar posisi atau kontribusi jenis makanan tertentu terhadap kegiatan. Standar ini misalnya dalam bentuk indeks. Terdapat dua indek yang sering digunakan dalam analisis isi perut ikan. Salah satunya adalah indek kelimpahan relatif atau IRI (Index of relative Importance) (Hyslop, 1980)
            Metode atau indeks lain adalah indeks kebiasaan makan atau FAI (Feeding Alimentari Index) yang diusulkan oleh Kawakami dan Vazzoler pada tahun1980 (Agostinho, 2006)

Hampir semua ikan menggunakan metode menghisap untuk makan, yaitu proses dimana terjadi tekanan negatif pada buccal cavity sehingga air yang mengandung organisme dapat masuk kedalam mulut. Asupan makan juga dapat diperoleh dengan membuka mulut dan o[perkulum ketika berenang. Ikan juga secara aktif memangsa mangsa yang bergerak secara horizontal atau vertikal di dalam air. Makana ikan dapat berupa plankton (zooplankton atau phytoplankton) atau bentos (makrozoobentos atau mikrozoobentos) (Wetzel, 2001)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar