Jumat, 18 Juli 2014

Belajar Histologi

Ilmu Histologi
Histologi berasal dari kata histos yang berarti jaringan dan logos yang berarti ilmu, sehingga histologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang jaringan tubuh. Jaringan sendiri merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk, susunan dan fungsi yang sama. Jaringan dibagi menjadi dua golongan, yaitu jaringan germinatif dan jaringan somatis. Di mana jaringan germinatif merupakan jaringan yang menghasilkan sel benih atau gamet dan terletak di dalam gonad, sedangkan jaringan somatis adalah jaringan tubuh (Lesson, 1985).
Ilmu Histologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang jaringan-jaringan normal yan terdapat pada ikan. Sedangkan Histopatologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jaringan yang tidak normal atau jaringan sakit yag terdapat pada ikan. Untuk mengetahui jaringan ikan yang normal dan jaringan tidak normal harus dilihat dengan seksama dengan membandingkan antara kedua jaringan yang terdapat pada ikan yang diteliti. Jika pada ikan terdapat jaringan yang tidak normal maka kemungkinan yang terjadi jaringan ikan tersebut terserang penyakit. Dengan adanya spesies ikan yang berbeda-beda tersebut maka jenis parasit dan penyakit ikan yang menyerang pada ikan berbeda-beda pula (Epple, 1992).
Teknik Pembuatan Preparat
            Preparat histologi dapat dibuat dengan berbagai cara yang berbeda-beda tergantung pada tujuan pembuatan preparat dan organ yang akan diamati. terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan preparat diantaranya meliputi nercose, sectio, labelling, fiksasi, washing, dehidrasi, clearing, infiltrasi, embeding, sectioning, affixing, staining, mounting, dan labelling. Selain itu ada tiga macam preparat histologi yang sesuai dengan tujuannya dan sering di gunakan dalam praktikum, yaitu preparat apus, preparat bentang, dan preparat paraffin. Pengklasifikasian ini juga didasarkan atas jenis organ yang akan diamati (Carlos, 1998).
Berikut merupakan beberapa tahapan dalam pembuatan preparat parafin :
1.     Narcose adalah upaya untuk membuat ikan percobaan dalam keadaan pingsan.
1.          Sectio adalah pembedahan terhadap ikan contoh.
2.         Labelling bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam pengamatan.
3.    Fiksasi adalah tindakan untuk mengawetkan jaringan/organ agar tidak rusak baik bentuk maupun stuktur.
4.    Washing adalah membersihkan organ dari larutan fiksasi, kecuali fiksasi yang di gunakan mengandung alkohol.
5.          Dehidrasi adalah suatu cara untuk menarik molekul air dari sel jaringan dengan menggunakan alkohol.
6.          Clearing adalah suatu upaya untuk menarik alkohol dari jaringan dan menggantikannya dengan xylol.
7.          Infiltrasi adalah suatu upaya memasukkan parafin cair ke dalam rongga sel jaringan atau organ.
8.          Embending adalah kegiatan pencetakan organ yang telah diinfiltrasi.
9.     Sectioning adalah kegiatan mengatur blok parafin sehingga sesuai dengan pisau mikrotome yang di pakai.
10.      Affixing adalah upaya merekatkan hasil potongan pada gelas kaca yang bebas lemak dengan perekat yang terdiri dari campuran asam cuka, albumin dan aquades.
11.      Staining adalah melakukan pewarnaan terhadap organ yang telah di sayat dengan mikrotome.
12.      Mounting adalah menutup gelas benda yang berisi organ dengan Canada balsam satu tetes kecil.
13.     Labelling adalah pencatatan kembali tentang detail dari jaringan pada gelas kaca seperti nama organ, asal sampel, tanggal pembuatan, pewarnaan, dan abnormalitas.
Untuk mempertahankan struktur fisik jaringan agar tetap terlihat jelas saat dimati, preparat harus diawetkan terlebih dahulu dan potongan jaringan yang akan diamati harus diolah dengan tepat sebelum atau secepat mungkin setelah diangkat dari tubuh ikan. Pengolahan yang dilakukan pada preparat dan jaringan tersebut merupakan fiksasi. Fiksasi merupakan proses merendamkannya potongan organ ke dalam larutan fiksasi, hal tersebut dilakukan agar dapat mengawetkan sebanyak mungkin morfologi dan ciri molekulnya. Untuk memperoleh irisan yang tipis jaringan harus diinfiltrasi sesudah fiksasi dengan parafin. Proses embeding melalui dua tahap utama yaitu dehidrasi dan clearing. Air mula-mula dikeluarkan dari fragmen yang dipendam dengan mencelupkannya secara berturut-turut ke dalam alkohol kemudian dengan xylol. Jaringan sulit diamati tanpa dipulas dibawah mikroskop cahaya karena  hampir semua jaringan tidak berwarna. Hampir semua pewarna dalam studi histologi bersifat sebagai senyawa asam atau basa. Dari semua pewarna yang ada, kombinasi hematoksilin dan eosin paling banyak dipakai, karena hematoksilin dan eosin memulas unsur jaringan sehingga dapat menampakkan berbagai unsur jaringan yang akan diamati. Hematoksilin memulas nukleus sel dan sitoplasma menjadi merah dan kolagen menjadi merah muda. Banyak pewarna lain yang dipakai dalam berbagai prosedur histologi, meskipun mereka berguna untiuk menampakkan berbagai unsur jaringan, namun tidak menunjukkan sifat kimiawi dari jaringan yang diamati (Carlos 1998).

Organ-oragan yang diamati
Insang (Gills)
            Pada hampir semua ikan, insang merupakan komponen penting dalam pertukaran gas. Insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras, dengan beberapa filamen insang di dalamnya. Tiap-tiap fillamen insang terdiri atas banyak lamella, yang merupakan tempat pertukaran gas. Tugas ini ditunjang oleh struktur lamella itu yang tersusun atas sel-sel epitel yang tipis pada bagian luar, membran dasar dan sel-sel tiang sebagai penyangga pada bagian dalam. Pinggiran lamella yang tidak menempel pada lengkung insang sangat tipis, ditutupi oleh epitelium dan mengandung jaringan pembuluh darah kapiler. Jumlah dan ukuran lamella sangat besar variasinya, tergantung tingkah laku ikan (Yushinta, 2004).
 Pada ikan teleostei terdapat 5 pasang lengkung ingsang. Empat pasang yang paling atas terdiri atas lamela-lamella primer, lamella primer ini terdiri dari terdiri dari atas tulang rawan, pembuluh darah, dan lapisan epithel. Lamela primer dikelilingi oleh lamella-lamella sekunder. Di sinilah tempat berlangsungnya penangkapan oksigen dari air oleh haemoglobin darah pada pembuluh darah arteri branchial efferent. (Gunarso, 1984).
Kulit (Skins)
            Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam yang disebut dermis atau corium. Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat diseluruh permukaan tubuhnya. Epidermis bagian dalam terdiri dari lapisan sel yang selalu melakukan pembelahan untuk menggantikan sel-sel sebelah luar yang lepas dan untuk persediaan pengembangan tubuh. Lapisan ini dinamakan stratum germinativum (lapisan malphigi). Ukuran dermis lebih tebal dari pada epidermis dan terdiri dari sel-sel yang susunanya lebih kompak. Lapisan ini berperan dalam pembentukan sisik pada ikan-ikan yang bersisik. Derivat-derivat kulit juga dibentuk di dalam lapisan ini. Pada dermis terkandung pembuluh darah, saraf, dan jaringan pengikat (Lagler, et. al, 1977).
Lambung (Stomach)
             Lambung ikan mempunyai bentuk yang sangat bervariasi. Variasi bentuk lambung ini menunjukkan adanya beberapa adaptasi. Pada ikan herbivor, lambung semata-mata berbentuk memanjang seperti lambung dari ikan gabus (Ophiocephalus striatus). Pada ikan belanak (Liza subviridis), lambung mengalami modfikasi menjadi alat penggiling. Lambung tersebut berukuran kecil tetapi dindingnya sangat tebal dan berotot. Pada Saccopharyngidae dan Eupharyngidae, lambungnya mempunyai kemampuan untuk menggelembung yang besar sehingga memungkinkan ikan-ikan ini memakan mangsa yang relatif  besar ukurannya. Lambung dimiliki oleh sebagian besar ikan. Pada beberapa ikan teleostei yang bertulang sejati (Cyprinidae) tidak memiliki lambung. Pada ikan-ikan tersebut tidak ada kelenjar lambung sehingga makanan dari oesophagus langsung menuju ke usus. Adanya lambung dapat dicirikan oleh rendahnya pH dan adanya pepsine di antara getah pencernaan. Pada beberapa ikan seringkali bagian depan ususnya membesar menyerupai lambung sehingga bagian ini dinamakan lambung palsu. Contohnya pada ikan mas (Cyprinus carpio) yang mempunyai lambung palsu (Tim Ikhtiologi, 1989).
Segmen kesatu sampai segmen ketiga pada lambung ikan dapat dibedakan pada spesies ikan yang berbeda-beda. Biasanya lambung tersusun dari bagian kardiac, korpus, dan pyloric. Epitel mukosa dari masing-masing bagian adalah selapis dan berlipat. Lipatan pada kardiac dangkal, tapi pada bagian lain lebih dalam. Sel-sel epitel dari bagian kardiac berbentuk kuboidal dan sisanya adalah kolumnar tinggi. Nukleusnya terletak terletak di dasar sel. Kelenjar gastric bersarang di dalam lamina propria, terutama pada kardiac dan korpus, dan membuka ke dalam lipatan mukosa yang lembut. Sel-sel sekretin yang menyusun kelenjar gastric adalah berbentuk poligon dan berisi keping-keping yang jelas dengan hematoksislin dan azokarmin. Mereka menempati dasar dari kelenjar gastric saat sel-sel mukosa ditemukan pada bagian leher. Sebuah muskularis mukosa yang nyata kadang-kadang ditemukan di sebelah dalam. Muskularis terdir dari otot yang polos tersusun pada bagaian dalam tebal berbentuk sirkular dan bagian luar tipis berbentuk memanjang (Hibiya, Takashima, 1995).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar