Tugas presentasi kuliah, utk temen-temen BDP FPIK UNDIP yg mengambil MK BIOKIM silahkan memilih judul presentasi berikut ya :
1. Metabolisme Tubuh ( Nadya Maulida Bakti + Edward Raharja )
2. Pergerakan Tubuh ( Rizky Handayani )
3. Energi Metabolisme (ADP,ATP) ( Dianovia Intan Ayu Buana + Giacinta Risti )
4. Myoglobin/ Hemoglobin + Perubahan
5. Transport Elektron (FADH, NADH) ( Mas Dahad )
6. Anabolisme Lipid
7. Katabolisme Lipid
8. Katabolisme Karbohidrat ( Eka Mariska )
9. Anabolisme Krbohidrat ( Mas Rendra + Mas Ricky )
10. Katabolisme protein
11. Anabolisme Protein ( Nurul Fatimah )
Nilai presentasi utk pengganti nilai UTS dan UAS..
Sistem Penilaian dilihat dari lama presentasi :
100 menit = A
> 60 menit = B
> 30 menit = C
< 30 menit = D
0 menit = tidak lulus
Presentasi dimulai hari Rabu, 1 oktober 2014..
Urutan presentasi :
1. Edward Raharja
2. Dianovia Intan Ayu Buana
3. Nadya Maulida Bakti
4. Giacinta Risti
5. Mas Ricky
6. Eka Mariska
7. Mas Rendra
8. Mas Dahad
9. Nurul Fatimah
10. Rizky Handayani
NB : utk pemilihan judul silahkan pilih yg belum ada namanya ya., dan segera konfirmasi ke saya 0856 4129 3815..
GANBATTE \(^_^)/
Rabu, 24 September 2014
Jumat, 18 Juli 2014
Tingkat Kematangan Gonad menurut Cassie
Tingkat Kematangan
|
Betina
|
Jantan
|
I
|
Ovari seperti benang, panjang
sampai kedepan rongga tubuh, warna jernih, permukaan licin
|
Testes seperti
benang, lebih pendek (terbatas)
dan terlihat ujungnya
dirongga tubuh. Warna putih
|
II
|
Ukuran ovari
lebih besar. Perwarnaa lebih
gelap kekuning-kuningan. Telur belum terlihat
jelas dengan mata
|
Ukuran testes
lebih besar. Perwarnaan putih
seperti susu. Bentuk lebih jelas
dari pada tingkat I
|
III
|
Ovari berwarna kuning. Secara morfologi telur mulai kelihatan butirnya dengan mata
|
Permukaan testes
tampak bergerigi. Warna makin
putih, testes makin besar.
Dalam keadaan diawet mudah putus
|
IV
|
Ovari makin
besar, telur berwarna
kuning, mudah dipisahhkan. Butir
minyak tidak tampak, mengisi 1/2 - 2/3 rongga perut, usus terdesak.
|
Seperti pada tingkat III tampak
lebih jelas. Testes
semakin pejal.
|
V
|
Ovari berkerut,
dinding tebal, butir telur sisa
terdapat didekat pelepasan. Banyak telur seperti pada tingkat II
|
Testes bagian belakang kempis dan
di bagian dekat pelepasan masih berisi.
|
Perkembangan Gonad Ikan menurut Nikolsky (1969)
Ada enam tahapan perkembangan gonad
ikan. Keenam tahapan itu diistilahkan pada tingkat, yaitu :
Tingkat
1 : yaitu tahap muda atau
disebut juga immature. Pada tahap itu individu - individu muda
belum mempunyai keinginan untuk bereproduksi, gonad berukuran sangat kecil.
Tingkat
2 : yaitu tahap istirahat
atau disebut pula resting stage. Pada tahap ini produk seksual
belum mulai berkembang. Gonad masih belum
berubah, telur belum dapat dilihat atau dibedakan dengan mata telanjang.
Tingkat
3 : yaitu tahap proses
pemasakan atau maturation. Pada tahap ini, telur - telur sudah
dapat dibedakan dengan kasat mata. selain itu, masa pertumbuhan dan pertambahan
berat gonad berjalan dengan cepat. Testis berubah dari warna transparan
menjadi pucat.
Tingkat
4 : yaitu tahap masak
atau maturity. Pada tahap ini
produk seksual sudah masak dan gonad mencapai berat maksimum. meskipun begitu
produk seksual tidak bisa keluar bila ditekan atau diurut.
Tingkat
5 : yaitu tahap reproduksi
atau reproduction. Pada tahap ini produk seksual yang memang sudah
matang akan keluar dengan ditekan secara perlahan. Berat
gonad turun dengan cepat dari awal pemijahan sampai selesai.
Tingkat
6 : yaitu kondisi salin
atau spent condition. Pada tahap
ini produk seksual telah keluar. LUbang seksual berubah menjadi
kemerahan dan gonad telah mengempis. Selain itu, ovum dalam gonad tinggal telur
sisa dan testis berisi sperma sisa.
Tingkat kematangan
gonad menurut Kesteven (Begenal dan Broam, 1968) dalam Uma (2009) :
1. Dara
Organ seksual
sangat kecil berdekatan dibawah tulang punggung. Testis dan ovarioum
transparan, tidak berwarna sampai abu - abu. Telur tidak terlihat dengan mata
biasa.
2. Dara Berkembang
Testis dan ovarium
jernih, abu - abu merah. Panjangnya setengah atau lebih sedikit dari panjang
rongag bawah. Telur satu persatu dapat terlihat dengan kaca
pembesar.
3. Perkembangan I
Testis dan ovarium
bentuknya bulat telur, kemerah-merahan dengan pembuluh darah kapiler. Mengisi
kira - kira setengah ruang ke bagian bawah. Telur dapat terlihat oleh mata
seperti serbuk putih.
4. Perkembangan II
Testis putih
kemerah - merahan. Tak ada pati jantan atau sperma kalau ditekan perutnya.
Ovarium berwarna kemerah - merahan. Telur jelas dapat dibedakan, bentuknya
bulat telur. Ovarium mengisi kira-kira dua pertiga ruang
bawah.
5. Bunting
Organ seksual
mengisi ruang bawah. Testis berwarna putih, keluar tetesan sperma kalau ditekan
perutnya. Telur bentuknya Bulat, beberapa ada yang jernih dan masak.
6. Mijah
Telur dan sperma
keluar dengan sedikit tekanan diperut. Kebanyakan telur berwarna jernih dengan
beberapa yang berbentuk bulat telur tinggal di dalam ovarium.
7. Mijah / Salin
Gonad belum kosong
sama sekali. Tidak ada telur yang bulat telur.
8. Salin / Spent
Testes dan ovarium
kosong dan berwarna merah. Beberapa telur sedang ada dalam keadaan dihisap
kembali.
9. Pulih Salin
Belajar Histologi
Ilmu
Histologi
Histologi
berasal dari kata histos yang berarti
jaringan dan logos yang berarti ilmu,
sehingga histologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
jaringan tubuh. Jaringan sendiri merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk,
susunan dan fungsi yang sama. Jaringan dibagi menjadi dua golongan, yaitu
jaringan germinatif dan jaringan somatis. Di mana jaringan germinatif merupakan
jaringan yang menghasilkan sel benih atau gamet dan terletak di dalam gonad,
sedangkan jaringan somatis adalah jaringan tubuh (Lesson, 1985).
Ilmu Histologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari
tentang jaringan-jaringan normal yan terdapat pada ikan. Sedangkan
Histopatologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jaringan yang tidak
normal atau jaringan sakit yag terdapat pada ikan. Untuk mengetahui jaringan
ikan yang normal dan jaringan tidak normal harus dilihat dengan seksama dengan
membandingkan antara kedua jaringan yang terdapat pada ikan yang diteliti. Jika pada ikan terdapat jaringan yang tidak
normal maka kemungkinan yang terjadi jaringan ikan tersebut terserang penyakit.
Dengan adanya spesies ikan yang berbeda-beda tersebut maka jenis parasit dan
penyakit ikan yang menyerang pada ikan berbeda-beda pula (Epple, 1992).
Teknik Pembuatan Preparat
Preparat
histologi dapat dibuat dengan berbagai cara yang berbeda-beda tergantung pada
tujuan pembuatan preparat dan organ yang akan diamati. terdapat beberapa
tahapan dalam pembuatan preparat diantaranya meliputi nercose, sectio,
labelling, fiksasi, washing, dehidrasi, clearing, infiltrasi, embeding,
sectioning, affixing, staining, mounting, dan labelling. Selain itu ada tiga
macam preparat histologi yang sesuai dengan tujuannya dan sering di gunakan
dalam praktikum, yaitu preparat apus, preparat bentang, dan preparat paraffin.
Pengklasifikasian ini juga didasarkan atas jenis organ yang akan diamati
(Carlos, 1998).
Berikut
merupakan beberapa tahapan dalam pembuatan preparat parafin :
1. Narcose
adalah upaya untuk membuat ikan percobaan dalam keadaan pingsan.
1.
Sectio adalah
pembedahan terhadap ikan contoh.
2. Labelling
bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam pengamatan.
3. Fiksasi adalah
tindakan untuk mengawetkan jaringan/organ agar tidak rusak baik bentuk maupun
stuktur.
4. Washing
adalah membersihkan organ dari larutan fiksasi, kecuali fiksasi yang di gunakan
mengandung alkohol.
5.
Dehidrasi
adalah suatu cara untuk menarik molekul air dari sel jaringan dengan
menggunakan alkohol.
6.
Clearing
adalah suatu upaya untuk menarik alkohol dari jaringan dan menggantikannya
dengan xylol.
7.
Infiltrasi adalah
suatu upaya memasukkan parafin cair ke dalam rongga sel jaringan atau organ.
8.
Embending
adalah kegiatan pencetakan organ yang telah diinfiltrasi.
9. Sectioning
adalah kegiatan mengatur blok parafin sehingga sesuai dengan pisau mikrotome
yang di pakai.
10.
Affixing
adalah upaya merekatkan hasil potongan pada gelas kaca yang bebas lemak dengan
perekat yang terdiri dari campuran asam cuka, albumin dan aquades.
11.
Staining
adalah melakukan pewarnaan terhadap organ yang telah di sayat dengan mikrotome.
12.
Mounting
adalah menutup gelas benda yang berisi organ dengan Canada balsam satu tetes
kecil.
13. Labelling
adalah pencatatan kembali tentang detail dari jaringan pada gelas kaca seperti
nama organ, asal sampel, tanggal pembuatan, pewarnaan, dan abnormalitas.
Untuk mempertahankan struktur fisik jaringan agar tetap
terlihat jelas saat dimati, preparat harus diawetkan terlebih dahulu dan
potongan jaringan yang akan diamati harus diolah dengan tepat sebelum atau
secepat mungkin setelah diangkat dari tubuh ikan. Pengolahan yang dilakukan
pada preparat dan jaringan tersebut merupakan fiksasi. Fiksasi merupakan proses merendamkannya potongan organ ke dalam larutan
fiksasi, hal tersebut dilakukan agar dapat mengawetkan sebanyak mungkin
morfologi dan ciri molekulnya. Untuk memperoleh irisan yang tipis jaringan
harus diinfiltrasi sesudah fiksasi dengan parafin. Proses
embeding melalui dua tahap utama yaitu dehidrasi dan clearing. Air mula-mula
dikeluarkan dari fragmen yang dipendam dengan mencelupkannya secara
berturut-turut ke dalam alkohol kemudian dengan xylol. Jaringan sulit diamati
tanpa dipulas dibawah mikroskop cahaya karena
hampir semua jaringan tidak berwarna. Hampir semua pewarna dalam studi
histologi bersifat sebagai senyawa asam atau basa. Dari semua pewarna yang ada,
kombinasi hematoksilin dan eosin paling banyak dipakai, karena hematoksilin dan
eosin memulas unsur jaringan sehingga dapat menampakkan berbagai unsur jaringan
yang akan diamati. Hematoksilin memulas nukleus sel dan sitoplasma menjadi
merah dan kolagen menjadi merah muda. Banyak pewarna lain yang dipakai dalam
berbagai prosedur histologi, meskipun mereka berguna untiuk menampakkan
berbagai unsur jaringan, namun tidak menunjukkan sifat kimiawi dari jaringan
yang diamati (Carlos 1998).
Organ-oragan yang diamati
Insang
(Gills)
Pada hampir semua ikan, insang
merupakan komponen penting dalam pertukaran gas. Insang terbentuk dari
lengkungan tulang rawan yang mengeras, dengan beberapa filamen insang di
dalamnya. Tiap-tiap fillamen insang terdiri atas banyak lamella, yang merupakan
tempat pertukaran gas. Tugas ini ditunjang oleh struktur lamella itu yang
tersusun atas sel-sel epitel yang tipis pada bagian luar, membran dasar dan
sel-sel tiang sebagai penyangga pada bagian dalam. Pinggiran lamella yang tidak
menempel pada lengkung insang sangat tipis, ditutupi oleh epitelium dan
mengandung jaringan pembuluh darah kapiler. Jumlah dan ukuran lamella sangat
besar variasinya, tergantung tingkah laku ikan (Yushinta, 2004).
Pada ikan teleostei terdapat 5 pasang lengkung
ingsang. Empat pasang yang paling atas terdiri atas lamela-lamella primer,
lamella primer ini terdiri dari terdiri dari atas tulang rawan, pembuluh darah,
dan lapisan epithel. Lamela primer dikelilingi oleh lamella-lamella sekunder.
Di sinilah tempat berlangsungnya penangkapan oksigen dari air oleh haemoglobin
darah pada pembuluh darah arteri branchial efferent. (Gunarso, 1984).
Kulit
(Skins)
Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu
lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam yang disebut dermis atau
corium. Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh
sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat diseluruh permukaan tubuhnya.
Epidermis bagian dalam terdiri dari lapisan sel yang selalu melakukan
pembelahan untuk menggantikan sel-sel sebelah luar yang lepas dan untuk
persediaan pengembangan tubuh. Lapisan ini dinamakan stratum germinativum
(lapisan malphigi). Ukuran dermis lebih tebal dari pada epidermis dan terdiri
dari sel-sel yang susunanya lebih kompak. Lapisan ini berperan dalam
pembentukan sisik pada ikan-ikan yang bersisik. Derivat-derivat kulit juga
dibentuk di dalam lapisan ini. Pada dermis terkandung pembuluh darah, saraf,
dan jaringan pengikat (Lagler, et. al,
1977).
Lambung (Stomach)
Lambung ikan mempunyai bentuk yang sangat
bervariasi. Variasi bentuk lambung ini menunjukkan adanya beberapa adaptasi.
Pada ikan herbivor, lambung semata-mata berbentuk memanjang seperti lambung
dari ikan gabus (Ophiocephalus striatus).
Pada ikan belanak (Liza subviridis),
lambung mengalami modfikasi menjadi alat penggiling. Lambung tersebut berukuran
kecil tetapi dindingnya sangat tebal dan berotot. Pada Saccopharyngidae dan Eupharyngidae, lambungnya mempunyai kemampuan
untuk menggelembung yang besar sehingga memungkinkan ikan-ikan ini memakan
mangsa yang relatif besar ukurannya. Lambung
dimiliki oleh sebagian besar ikan. Pada beberapa ikan teleostei yang bertulang
sejati (Cyprinidae) tidak memiliki
lambung. Pada ikan-ikan tersebut tidak ada kelenjar lambung sehingga makanan
dari oesophagus langsung menuju ke usus. Adanya lambung dapat dicirikan oleh
rendahnya pH dan adanya pepsine di antara getah pencernaan. Pada beberapa ikan
seringkali bagian depan ususnya membesar menyerupai lambung sehingga bagian ini
dinamakan lambung palsu. Contohnya pada ikan mas (Cyprinus carpio) yang mempunyai lambung palsu (Tim Ikhtiologi,
1989).
Segmen kesatu
sampai segmen ketiga pada lambung ikan dapat dibedakan pada spesies ikan yang
berbeda-beda. Biasanya lambung tersusun dari bagian kardiac, korpus, dan
pyloric. Epitel mukosa dari masing-masing bagian adalah selapis dan berlipat.
Lipatan pada kardiac dangkal, tapi pada bagian lain lebih dalam. Sel-sel epitel
dari bagian kardiac berbentuk kuboidal dan sisanya adalah kolumnar tinggi.
Nukleusnya terletak terletak di dasar sel. Kelenjar gastric bersarang di dalam
lamina propria, terutama pada kardiac dan korpus, dan membuka ke dalam lipatan
mukosa yang lembut. Sel-sel sekretin yang menyusun kelenjar gastric adalah
berbentuk poligon dan berisi keping-keping yang jelas dengan hematoksislin dan
azokarmin. Mereka menempati dasar dari kelenjar gastric saat sel-sel mukosa
ditemukan pada bagian leher. Sebuah muskularis mukosa yang nyata kadang-kadang
ditemukan di sebelah dalam. Muskularis terdir dari otot yang polos tersusun
pada bagaian dalam tebal berbentuk sirkular dan bagian luar tipis berbentuk
memanjang (Hibiya,
Takashima, 1995).
IKAN SEMBILANG
Ikan sembilang adalah anggota dari suku (famili) Plotosidae, suatu kelompok ikan
berkumis (Siluriformes). Penciri khas yang membedakannya dari
kelompok lainnya adalah menyatunya sirip punggung kedua (sirip lemak), sirip
ekor, dan sirip anus sehingga bagian belakangnya tampak seperti sidat. Dalam bahasa Inggris ia disebut ikan kumis berekor sidat, "eel-tailed catfish") (www.id.wikipedia.org)
Hewaninimenghuni air tawar ( perairan darat ) dan perairanlaut,
dan menghuni wilayah hangat Indo-Pasifik, dari Jepang hingga Australia dan Fiji. Terdapat sekitar 35 spesies dalam 10 generasi (www.id.wikipedia.org).
SistemReproduksidariikansembilangsendiri dapat dikatakan seperti pada ikan demersal lainya. Dia
melakukan pemijahan ( Spawning ) di dasar dan kemudian meletakkan telur –
telurnya di dasar yang berlumpur sehingga sulit untuk di deksi oleh pemangsanya
atau predatornya. Setelah melewati masa embrio, Ikan sembilang yang masih dalam
tahap juvenile akan berada pada dasar dan memakan ikan kecil. Setelah dewasa sembilang
baru akan memangsa aktif kedaerah dangkal yang banyakakan hewan kecil
(Saanin, H, 1968).
Dalam hal reproduksi sangat penting
untuk mengetahui fekunditas (banyak telur), karena hal ini akan menyangkut pada
Indeks Kematangan Gonad. Dimana hubungan fekunditas (banyaknya telur) dengan
Indeks Kematangan Gonad adalah semakin tinggi Indeks Kematangan Gonad maka
jumlah telur yang dihasilkan juga semakin banyak. Selanjutnya dengan mengetahui
tingkat kematangan gonad kita bisa mengetahui aktifitas reproduksi dari si ikan
(Saanin, H, 1968)
Selainitu dalam
mempelajari sistem reproduksi kita juga perlu mengetahui
perbedaan antara jenis kelamin jantan dan betinanya. Dilihat dari morfologi luarnya,
ikan jantan ukuran tubuhnya lebih kecil daripada ikan betina, untuk warna tubuhnya
ikan jantan mempunyai warna yang lebih gelap apabila dibandingkan dengan ikan betina.Untuk
ikan betina lihat saja pada lubang anus yang ukurannya lebih besar, hal ini dikarenakan
lubang ini akan digunakan untu kmengeluarkan telur (Saanin, H, 1968).
Taksonomi ikan Sembilang:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Plotosidae
Genus : Paraplotosus
Spesies :
Paraplotosus albilabris
(Nelson,
2006)

Morfologi ikan Sembilang
Ikan
Sembilang atau Eel tailed catfish adalah jenis ikan laut yang bentuk tubuhnya
menyerupai ikan Lele. Hidupnya pada
kedalaman 0-10 meter. Sering dijumpai di daerah pesisir
pantai atau laut dangkal. Bentuk badannya panjang tanpa sisik, sirip
punggung pertama berduri tajam dekat dengan kepala, sirip punggung kedua
bersambung dengan sirip ekor dan sirip dubur.
Ikan ini dapat mencapai panjang 134 cm. Ikan Sembilang merupakan ikan
predator, yang memangsa ikan-ikan kecil, selain itu ikan ini juga memakan hewan-hewan
yang hidup di dasar laut yaitu hewan-hewan kelompok gastropoda, moluska dan
krustasea. Ikan dewasa dapat hidup sendiri atau dalam kelompok kecil (Utomo, et
al., 2007).
Ikan sembilang
- Panjang total : 58,5 cm - Berat Total : 1,11 kg
- Berat Telur Ikan : 222 gram
Gonad berwarna orange, fase satu.
Jumlah
Telur sampel = 50
Fekunditas
= 222 x 50 = 1009 Telur
11
Dari hasil
perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan 50 butir telur sebagai
sampel diketahui fekunditas dari Ikan sembilang adalah sebanyak 1009 telur. (http://adios19.files.wordpress.com/2011/05/laporan-ikhtiologi.docx)
Tingkat Kematangan Gonad
Tinhgakat kematangan gonad merupakan bentuk analisis proses kematangan
gonad ikan yang semakin matang sebelum terjadi pembuahan. Dalam reproduksi,
sebagian hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad. Berat gonad semakin
bertambah dan mencapai maksimum ketika ikan akan memijah, kemudian beratnya
menurun setelah pemijahan. Kondisi gonad ini dapat dinyatakan sebagai berat
gonad dibagi berat tubuh ikan (termasuk gonad) dikalikan 100%. Proses
reproduksi sebagian besar merupakan hasil metabolisme yang tertuju pada
perkembangan gonad. Berat gonad semakin bertambah dan mencapai maksimal ketika
ikan itu kan berpijah, kemudian berat ikannya menurun setelah pemijahan
(Hartono, 2009).
Salah satu indikator ketersediaan stok reproduktif yang sering digunakan
dalam pengelolaan perikanan adalah ukuran ikan pada saat pertama kali matang
gonad. Oleh karena itu informasi tentang ukuran ikan pada saat pertama kali
matang gonad diperlukan dalam penerapan perikanan bertanggung jawab (Musbir et
al, 2006).
Pematangan gonad di dorong oleh faktor-faktor
lingkungan seperti suhu, lama penyinaran matahari, organisme makanan yang
tersedia diperairan bebas dan lain-lain (Sutarmanto, 1995)
Indeks Kematangan Gonad
Di dalam proses
reproduksi, sebelum terjadi pemijahan, sebagian besar hasil metabolisme tertuju
untuk perkembangan gonad. Gonad semakin bertambah berat dibarengi dengan
semakin bertambah besar ukurannya termasuk garis tengah telurnya. Berat gonad
akan mencapai maksimum sesaat ikan akan berpijah, kemudian berat gonad akan
menurun dengan cepat selama pemijahan sedang berlangsung sampai selesai.
Telah dikemukakan bahwa
secara morfologi perubahan-perubahan kondisi tersebut dapat dinyatakan dengan
tingkat kematangan. Namun hal ini belum menyatakan suatu perhitungan secara
kuantitatif. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam gonad tersebut
secara kuantitatif. Dapat dinyatakan dengan suatu indeks yang dinamakan Indeks
Kematangan Gonad, atau IKG. Indeks ini dinamakan juga Maturity atau Gonad
Somatic Indeks (GSI) yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil dari
perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikalikan
dengan 100%.
IKG = Bg/Bt X 100%
Dimana: IKG = Indek kematangan gonad
Bg = Berat gonad dalam gram
Bt = Berat tubuh dalam gram
Dengan nilai tersebut
akan di dapatkan bahwa sejalan dengan perkembangan gonad, indek itu akan
semakin bertambah besar dan nilai tersebut akan mencapai batas kisar maksimum
pada saat akan terjadi pemijahan. Jahson (1971) mengemukakan bahwa pada
ikan thredfin shad indeknya berkisar dari 1–25%. Ikan dengan
IKG mulai dari 19% ke atas sudah sanggup mengeluarkan telurnya dan dianggap
matang. Sesudah memijah indeknya turun menjadi 3 – 4%.
Dari awal
perkembangan gonad sampai memijah, garis tengah telur yang dikandungnya
semakin membesar pula. Dengan demikian maka akan didapatkan hubungan antara IKG
dengan garis tengah telur. Hubungan ini dapat dinyatakan dalam gambar
histigram seperti yang dikemukakan oleh Arsjad (1973) pada ikan baung
seperti pada gambar 9.
Selain indek kematangan
gonad seperti termaksud di atas ternyata Batts (1972) mengemukakan indek lain
yang dinamakan Gonad Indeks (GI) yaitu perbandingan antara berat gonad
dengan panjang ikan, yang rumusnya:
GI = w/Ls X 10s
Dimana: GI = Gonad Indek
W = Berat gonad segar dalam gram
L = panjang ikan dalam mm.
Harga 10s merupakan
suatu faktor agar nilai GI mendekati harga satu. Apabila tidak dikalikan dengan
faktor tersebut akan didapatkan suatu nilai yang sangat kecil (beberapa angka
di belakang koma) sehingga apabila nilai tersebut dipakai untuk membandingkan
dengan nilai lainnya tidak sepeka dengan menggunakan faktor 10s tadi.
Isi Lambung
Dalam menentukan perbandingan jenid
makanan diperlukan suatu standar posisi atau kontribusi jenis makanan tertentu
terhadap kegiatan. Standar ini misalnya dalam bentuk indeks. Terdapat dua indek
yang sering digunakan dalam analisis isi perut ikan. Salah satunya adalah indek
kelimpahan relatif atau IRI (Index of
relative Importance) (Hyslop, 1980)
Metode atau indeks lain adalah
indeks kebiasaan makan atau FAI (Feeding
Alimentari Index) yang diusulkan oleh Kawakami dan Vazzoler pada tahun1980
(Agostinho, 2006)
Hampir
semua ikan menggunakan metode menghisap untuk makan, yaitu proses dimana
terjadi tekanan negatif pada buccal
cavity sehingga air yang mengandung organisme dapat masuk kedalam mulut.
Asupan makan juga dapat diperoleh dengan membuka mulut dan o[perkulum ketika
berenang. Ikan juga secara aktif memangsa mangsa yang bergerak secara
horizontal atau vertikal di dalam air. Makana ikan dapat berupa plankton
(zooplankton atau phytoplankton) atau bentos (makrozoobentos atau
mikrozoobentos) (Wetzel, 2001)
Rabu, 02 Juli 2014
Apa ya Pengaruhnya Arus dan Gelombang dalam Budidaya Perikanan??
Hal yang harus kita ketahui sifat oseanografi perairan
Sifat Angin
Sifat cuaca di perairan Indonesia
umumnya dipengaruhi oleh angin musim. Pada musim tenggara (April – September)
angin berhembus ke arah barat laut dan pada musim barat laut ( November – Maret
) angin berhembus ke arah tenggara mengakibatkan terjadi perubahan-perubahan
cuaca yang agak teratur di Selat Sunda.
Arah dan kecepatan angin bulanan singkatnya sebagai
berikut :
·
April dan Mei – angin berhembus kebanyakan dari
selatan dengan kecepatan 4 sampai 10 knot.
·
Juni, Juli dan Agustus – angin umumnya berhembus dari
timur dan tenggara dengan kecepatan 4 sampai 10 knot. Pengamatan cuaca di
Bakauheni pada Juni dan Juli menunjukkan arah angin dari timur, selatan dan
tenggara dengan kecepatan 7 knot.
·
September, Oktober dan Nopember – angin sering
berhembus dari utara dan timur dengan kecepatan 4 sampai 16 knot. Catatan dari
Anyer pada 1979 menunjukkan angin bertiup kebanyakan dari timur dan tenggara
pada Oktober dan Nopember dengan kecepatan 3 – 10 knot.
·
Desember, Januari dan Pebruari – Berturut-turut angin
lebih banyak berhembus dari barat-baratdaya, barat dan berat – barat laut
dengan kecepatan 10 sampai 20 knot.
Keadaan
Ombak.
Keadaan laut pada umumnya agak
tenang atau sedang. Selama musim barat, antara bulan Oktober dan Maret keadaan
laut lebih berombak daripada bulan-bulan yang lain. Dalam periode ini tinggi
ombak dapat mencapai 1,5 sampai 2 m. Pada musim timur, antara April dan
September ombak biasanya lebih kecil, antara 0,5 – 1 m. Keadaan laut yang
paling tenang biasanya terjadi bulan-bulan April, Mei dan Juni dengan tinggi
gelombang kurang daripada 0,5 m.
Pasang surut
dan arus.
Sifat pasang -surut adalah beragam,
salah satunya adalah campuran, condong ke harian ganda. Dua kali pasang dan dua
kali surut terjadi dalam satu hari bulan secara tak teratur. Perbedaan pasang
surut biasanya lebih daripada 1 m.
Arus memiliki sifat yang berbeda –
beda, sesuai dengan tempatnya. Seperti halnya di Selat Sunda yang memiliki arus
kadang-kadang kuat, akan tetapi pertukaran air antara Samudera Hindia dan laut
Jawa lemah, ini disebabkan oleh keadaan mulut selat bagian utara yang sempit
dan dangkal. Arah aliran massa air di selat merupakan percampuran antara arus
pasang – surut dan arus musim. Arahnya pada sebagian besar waktu setahun adalah
barat daya, yakni menuju ke Samudera Hindia, tetapi dalam bulan Nopember
terjadi arah yang berlawanan yakni barat laut. WYRTKI ( 1961 ) menjelaskan
terjadinya arus yang hampir selalu ke barat daya disebabkan oleh adanya gradien
permukaan laut ke arah Selat. Hal ini ditunjukkan oleh adanya hubungan yang
erat antara aliran mendatar dan perbedaan permukaan laut antara Tanjung Priok
di pantai utara Jawa dan Pelabuhan Ratu di pantai selatan Jawa. Kecepatan arus
yang pernah diukur di selat bagian utara dalam bulan-bulan Nopember dan
Desember, di permukaan dan di dekat dasar menunjukkan kekuatan yang hampir
sama. Dilapisan permukaan 0.95 m/detik dan di dekat dasar, 0,83 m/detik.
Pengukuran di lokasi lain dari bagian selat ini menunjukkan kecepatan maksimum
pada permukaan laut 1,89 m/detik dan pada lapisan dekat dasar 1.78 m/ detik
dengan arah yang hampir sama yankni timur laut. Pengaruh arus pasang – surut di
selat ini lebih kuat daripada arus angin dan arus musim.
Pengaruh Arus
Arus mempunyai pengaruh positip
maupun negatip terhadap kehidupan biota perairan. Arus dapat mengakibatkan
ausnya jaringan-jaringan jasad hidup yang tumbuh di daerah itu dan
partikel-partikel dalam suspensi dapat menghasilkan pengikisan. Di perairan
dengan dasar lumpur, arus dapat mengaduk endapan lumpur-lumpuran sehingga
mengakibatkan kekeruhan air dan mematikan binatang. Juga kekeruhan yang
diakibatkan bisa mengurangi penetrasi sinar matahari, dan karenanya mengurangi
aktivitas fotosintesa. Manfaat dari arus bagi banyak biota adalah menyangkut
penambahan makanan bagi biota-biota tersebut dan pembuangan kotoran-kotorannya.
Untuk algae kekurangan zat-zat kimia dan CO2 dapat dipenuhi. Sedangkan bagi
binatang CO2 dan produk-produk sisa dapat disingkirkan dan O2 tetap tersedia.
Arus juga memainkan peranan penting bagi penyebaran plankton, baik holoplankton
maupun meroplankton. Terutama bagi golongan terakhir yang terdiri dari
telur-telur dan burayak-burayak avertebrata dasar dan ikan-ikan. Mereka
mempunyai kesempatan menghindari persaingan makanan dengan induk-induknya
terutama yang hidup menempel seperti teritip (Belanus spp) dan kerang hijau (My
tilus viridis).
Pada kira-kira 1½ dekade yang lalu faktor-faktor lingkungan yang diuraikan di atas cukup untuk diperhatikan dalam menilai kualitas air untuk budidaya laut. Akan tetapi dengan cepatnya pertambahan penduduk dan digalakkannya industrialisasi di negara kita, maka dalam sepuluh tahun terakhir ini telah timbul pencemaran air dan pencemaran laut, karena masuknya limbah industri dan limbah rumah tangga yang tak terkendalikan ke dalam lingkungan akuatik.
Pada kira-kira 1½ dekade yang lalu faktor-faktor lingkungan yang diuraikan di atas cukup untuk diperhatikan dalam menilai kualitas air untuk budidaya laut. Akan tetapi dengan cepatnya pertambahan penduduk dan digalakkannya industrialisasi di negara kita, maka dalam sepuluh tahun terakhir ini telah timbul pencemaran air dan pencemaran laut, karena masuknya limbah industri dan limbah rumah tangga yang tak terkendalikan ke dalam lingkungan akuatik.
Sekarang dalam menilai kualitas air untuk budidaya
tidak cukup hanya memperhatikan faktor-faktor yang telah diuraikan. Bahan-bahan
pencemar yang dapat menurunkan kualitas air harus diperhatikan. Bahan-bahan
pencemar tersebut yang dapat menurunkan kualitas air dan membahayakan kehidupan
biota laut diterangkan di bawah ini yang dihimpun dari KLH (1984).
Gelombang
Secara ekologis gelombang paling
penting di mintakat pasang surut. Di bagian yang agak dalam pengaruhnya
mengurang sampai ke dasar, dan di perairan oseanik ia mempengaruhi pertukaran
udara dan agak dalam.
Gelombang ditimbulkan oleh angin,
pasang-surut dan kadang-kadang oleh gempa bumi dan gunung meletus (dinamakan
tsunami). Gelombang mempunyai sifat penghancur. Biota yang hidup di mintakat
pasang surut harus mempunyai daya tahan terhadap pukulan gelombang. Gelombang
dengan mudah menjebol alga-alga dari substratanya. Ia diduga juga mengubah
bentuk karang-karang pembentuk terumbu. Gelombang mencampur gas atmosfir ke
dalam permukaan air sehingga memulai proses pertukaran gas.
Keberhasilan
reproduksi ikan telostei dipengaruhi oleh penerimaan signal lingkungan oleh
system sensor dan transduksi sinyal dengan sumbu endokrin reproduksi. Cahaya
merupakan faktor lingkungan yang esensial karena memiliki beberapa kualitas
karakteristik informatif (spectrum atau panjang gelombang), kuantitas
(intensitas) dan periodisitas (fotoperiod) yang memiliki fungsi untuk
merangsang efek fisiologi pada ikan. Diantara karakteristik ini, periodisitas
merupakan salah satu faktor penting penentu keberhasilan reproduksi ikan,
penting dalam inisiasi dan perkembangan gonad ikan. Bahkan kondisi fotoperiodik
yang dimanipulasi telah dilakukan dalam usaha budidaya ikan untuk merangsang kegiatan
reproduksi pada ikan-ikan tertentu. Disisi lain penelitian juga dtelah dilakukan untuk mengetahui
panjang gelombang cahaya untuk memacukinerja reproduksi ikan.
Ikan
mampu mendeteksi perbedaan intensitas dan spektrum cahaya oleh fotoreseptor
retina dan ekstra-retina. Walaupun sensitivitas terhadap perbedaan-perbedaan
ini bervariasi di antara spesies, namun dikatahui dapat mempengaruhi tingkah
laku, pertumbuhan somatic dan kelangsungan hidup larva dan juvenil. Ikan nila
(Oreochromis niloticus) yang diekspos pada cahaya biru ternyata mampu
meningkatkan proporsi reproduksi ikan danmerangsang ikan jantan untuk membuat
sarang.
Pengaruh panjang gelombang cahaya yang berbeda untukperkembangan ovarium menunjukkan adanya kemungkinan bahwa salah satu spectral pigemen memilki sensivitas yang luas atau melibatkan beberapa fotopigmen pada proses transduksi yang berhubungan dengan rangsangan cahaya dari luar. Spesisfik phoreseptor terlibat pada fungsi ini namun belum diketahui dengan jelas. Salah satu kemungkinan adalah adanya mediasi yag dilakukan oleh photopigmen lateral mata. Meskipun fotoreseptor retina merupakan tempat untuk mengetahui sensivitas panjang gelombang, isyarat yang berhubungan dengan aktivitas reproduksi ikan dideteksi oleh fotoreseptor ekstra retina. Cahaya gelombang panjang mampu menembus fotoreseptor pineal dalam otak dengan penetrasi yang lebih tinggi dibanding cahaya gelombang pendek.
Pengaruh panjang gelombang cahaya yang berbeda untukperkembangan ovarium menunjukkan adanya kemungkinan bahwa salah satu spectral pigemen memilki sensivitas yang luas atau melibatkan beberapa fotopigmen pada proses transduksi yang berhubungan dengan rangsangan cahaya dari luar. Spesisfik phoreseptor terlibat pada fungsi ini namun belum diketahui dengan jelas. Salah satu kemungkinan adalah adanya mediasi yag dilakukan oleh photopigmen lateral mata. Meskipun fotoreseptor retina merupakan tempat untuk mengetahui sensivitas panjang gelombang, isyarat yang berhubungan dengan aktivitas reproduksi ikan dideteksi oleh fotoreseptor ekstra retina. Cahaya gelombang panjang mampu menembus fotoreseptor pineal dalam otak dengan penetrasi yang lebih tinggi dibanding cahaya gelombang pendek.
Apa itu SINERGISME??
Sinergisme merupakan asosiasi
(hubungan hidup) antara kedua spesies, bila mengadakan kegiatan tidak saling
menganggu, akan tetapi kegiatan masing-masing justru merupakan urut-urutan yang
saling menguntungkan. Sinergisme sendiri terbagi menjadi 2 yaitu sinergisme
populasi dan sinergisme spesies.
Sinergisme populasi merupakan
interaksi antara populasi satu degan yang lainnya, berikut macam sinergisme
populasi:
1. Alelopati:
bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi
lain.
Contoh:
di sekitar tumbuhan Walnut jarang ditumbuhi tumbuhan lain
karena tumbuhan tersebut menghasilkan toksin.
karena tumbuhan tersebut menghasilkan toksin.
Alelopati
pada mikroorganisme disebut Antibiosis, contohnya Penicillium sp yang dapat
menghasilkan antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
2. Kompetisi
: persaingan untuk mendapatkan kepentingan yang sama pada habitat yang sama.
Contoh : populasi kambing dan populasi sapi di padang rumput.
Contoh : populasi kambing dan populasi sapi di padang rumput.
Secara teori spesies-spesies dalam suatu populasi saling berinteraksi
satu dengan lainnya, dan membentuk interaksi yang positif, negatif, maupun NOL.
Dari bentuk interaksi tersebut terdapat 9 kombinasi yang dapat dibagi menjadi
berikut:
1.
Neutralisme, yaitu interaksi
antara dua atau lebih spesies yang masing-masing tidak terpengaruh oleh adanya
asosiasi.
2.
Kompetisi ( tipe gangguan
lansung), yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing
langsung saling menghalangi secara aktif.
3.
Kompetisi (tipe penggunaan
sumberdaya alam), yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies dalam
penggunaan sumberdaya alam yang persediaannya berada dalam kondisi kekurangan.
4.
Amensalisme, yaitu interaksi
antara dua atau lebih spesies yang berakibat salah satu pihak dirugikan,
sedangkan pihak lainnya tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi.
5.
Parasitisme, yaitu interaksi
antara dua atau lebih spesies yang berakibat salah satu pihak (inang)
dirugikan, sedangkan pihak lainnya (parasit) diuntungkan.
6.
Predasi atau pemangsaan, yaitu
interaksi antara dua atau lebih spesies yang salah satu pihak (prey, organisme
yang diomangsa), sedangkan pihak lainnya (predator, organisme yang memangsa)
beruntung.
7.
Komensalisme, yaitu interaksi
antara dua atau lebih spesies yang salah satu pihaknya beruntung, sedangkan
pihaknya lainnya tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi.
8.
Protokooperasi, yaitu interaksi
antara dua atau lebih spesies yang masing-masing memperoleh keuntungan karena
adanya asosiasi. tetapi asosiasi yang terjadi tidak merupakan suatu keharusan.
9.
Mutualisme, yaitu interaksi antara
dua atau lebih spesies yang masing-masing memperoleh keuntungan oleh adanya
asosiasi dan masing-masing spesies memang saling membutuhkan dan merupakan
suatu keharusan untuk berasosiasi.
Contoh
dari sinergisme antara lain:
1. Lumbricus rubellus
atau cacing tanah merupakan suatu makhluk hidup yang habitat aslinya berada
pada daerah atau wilayah yang kaya akan bahan organik. Selain itu Lumbricus rubellus mampu
menyebarkan dan meningkatkan jumlah bakteri dan mikroba di dalam tanah.
2. Ragi
merupakan jenis jamur yang biasa digunakan untuk proses pembuatan tape. untuk
membuat tape terdiri atas kumpulan spesies Aspergillus, Saccharomyces, Candida,
Hansenula, dan Acetobacter. Masing-masing spesies mempunyai kegiatan-kegiatan
sendiri, sehingga amilum berubah dapat menjadi gula, dan gula menjadi
bermacam-macam asam organik, alkohol, dan Iain-Iain.
Langganan:
Postingan (Atom)