Rabu, 24 September 2014

INFO TUGAS BIOKIMIA DASAR

Tugas presentasi kuliah, utk temen-temen BDP FPIK UNDIP yg mengambil MK BIOKIM silahkan memilih judul presentasi berikut ya :
1. Metabolisme Tubuh ( Nadya Maulida Bakti + Edward Raharja )
2. Pergerakan Tubuh ( Rizky Handayani )
3. Energi Metabolisme (ADP,ATP) ( Dianovia Intan Ayu Buana + Giacinta Risti )
4. Myoglobin/ Hemoglobin + Perubahan
5. Transport Elektron (FADH, NADH) ( Mas Dahad )
6. Anabolisme Lipid
7. Katabolisme Lipid
8. Katabolisme Karbohidrat ( Eka Mariska )
9. Anabolisme Krbohidrat ( Mas Rendra + Mas Ricky )
10. Katabolisme protein
11. Anabolisme Protein ( Nurul Fatimah )

Nilai presentasi utk pengganti nilai UTS dan UAS..
Sistem Penilaian dilihat dari lama presentasi :
100 menit = A
> 60 menit = B
> 30 menit = C
< 30 menit = D
0 menit = tidak lulus

Presentasi dimulai hari Rabu, 1 oktober 2014..
Urutan presentasi :
1. Edward Raharja
2. Dianovia Intan Ayu Buana
3. Nadya Maulida Bakti
4. Giacinta Risti
5. Mas Ricky
6. Eka Mariska
7. Mas Rendra
8. Mas Dahad
9. Nurul Fatimah
10. Rizky Handayani

NB : utk pemilihan judul silahkan pilih yg belum ada namanya ya., dan segera konfirmasi ke saya 0856 4129 3815..
GANBATTE \(^_^)/

Jumat, 18 Juli 2014

Tingkat Kematangan Gonad menurut Cassie


Tingkat Kematangan
Betina
Jantan
I
Ovari seperti benang, panjang sampai kedepan rongga tubuh, warna jernih, permukaan licin
Testes  seperti  benang,  lebih pendek  (terbatas)  dan terlihat ujungnya  dirongga  tubuh. Warna putih
II
Ukuran  ovari  lebih  besar. Perwarnaa  lebih  gelap kekuning-kuningan.  Telur belum  terlihat  jelas  dengan mata
Ukuran  testes  lebih  besar. Perwarnaan putih seperti susu. Bentuk  lebih  jelas  dari  pada tingkat I
III
Ovari berwarna kuning. Secara  morfologi telur mulai kelihatan  butirnya dengan mata
Permukaan  testes  tampak bergerigi.  Warna makin putih, testes  makin  besar.  Dalam keadaan diawet mudah putus 
IV
Ovari  makin  besar,  telur  berwarna  kuning,  mudah dipisahhkan.  Butir  minyak tidak tampak, mengisi 1/2 - 2/3 rongga perut, usus terdesak. 
Seperti pada tingkat III tampak lebih  jelas.  Testes  semakin pejal.
V
Ovari  berkerut,  dinding  tebal, butir telur sisa terdapat didekat pelepasan. Banyak telur seperti pada tingkat II 
Testes bagian belakang kempis dan di bagian dekat pelepasan masih berisi.


Perkembangan Gonad Ikan menurut Nikolsky (1969)

Ada enam tahapan perkembangan gonad ikan. Keenam tahapan itu diistilahkan pada tingkat, yaitu :
Tingkat 1         : yaitu tahap muda atau disebut juga immature. Pada tahap itu individu - individu muda belum mempunyai keinginan untuk bereproduksi, gonad berukuran sangat kecil.
Tingkat 2         : yaitu tahap istirahat atau disebut pula resting stage. Pada tahap ini produk seksual belum mulai berkembang. Gonad masih belum berubah, telur belum dapat dilihat atau dibedakan dengan mata telanjang.
Tingkat 3         : yaitu tahap proses pemasakan atau maturation. Pada tahap ini, telur - telur sudah dapat dibedakan dengan kasat mata. selain itu, masa pertumbuhan dan pertambahan berat gonad berjalan dengan cepat. Testis berubah dari warna transparan menjadi pucat.
Tingkat 4         : yaitu tahap masak atau maturityPada tahap ini produk seksual sudah masak dan gonad mencapai berat maksimum. meskipun begitu produk seksual tidak bisa keluar bila ditekan atau diurut.
Tingkat 5         : yaitu tahap reproduksi atau reproduction. Pada tahap ini produk seksual yang memang sudah matang akan keluar dengan ditekan secara perlahan. Berat gonad turun dengan cepat dari awal pemijahan sampai selesai.
Tingkat 6         : yaitu kondisi salin atau spent conditionPada tahap ini  produk seksual telah keluar. LUbang seksual berubah menjadi kemerahan dan gonad telah mengempis. Selain itu, ovum dalam gonad tinggal telur sisa dan testis berisi sperma sisa.

Tingkat kematangan gonad menurut Kesteven (Begenal dan Broam, 1968) dalam Uma (2009) :
1.    Dara
Organ seksual sangat kecil berdekatan dibawah tulang punggung. Testis dan ovarioum transparan, tidak berwarna sampai abu - abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa.
2.    Dara Berkembang
Testis dan ovarium jernih, abu - abu merah. Panjangnya setengah atau lebih sedikit dari panjang rongag bawah. Telur satu persatu dapat terlihat dengan kaca pembesar.
3.    Perkembangan I
Testis dan ovarium bentuknya bulat telur, kemerah-merahan dengan pembuluh darah kapiler. Mengisi kira - kira setengah ruang ke bagian bawah. Telur dapat terlihat oleh mata seperti serbuk putih.
4.    Perkembangan II
Testis putih kemerah - merahan. Tak ada pati jantan atau sperma kalau ditekan perutnya. Ovarium berwarna kemerah - merahan. Telur jelas dapat dibedakan, bentuknya bulat telur. Ovarium mengisi kira-kira dua pertiga ruang bawah. 
5.    Bunting
Organ seksual mengisi ruang bawah. Testis berwarna putih, keluar tetesan sperma kalau ditekan perutnya. Telur bentuknya Bulat, beberapa ada yang jernih dan masak.
6.    Mijah
Telur dan sperma keluar dengan sedikit tekanan diperut. Kebanyakan telur berwarna jernih dengan beberapa yang berbentuk bulat telur tinggal di dalam ovarium.
7.    Mijah / Salin
Gonad belum kosong sama sekali. Tidak ada telur yang bulat telur.
8.    Salin / Spent
Testes dan ovarium kosong dan berwarna merah. Beberapa telur sedang ada dalam keadaan dihisap kembali.
9.    Pulih Salin 

Testes dan ovarium berwarna jernih, abu-abu sampai merah.

Belajar Histologi

Ilmu Histologi
Histologi berasal dari kata histos yang berarti jaringan dan logos yang berarti ilmu, sehingga histologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang jaringan tubuh. Jaringan sendiri merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk, susunan dan fungsi yang sama. Jaringan dibagi menjadi dua golongan, yaitu jaringan germinatif dan jaringan somatis. Di mana jaringan germinatif merupakan jaringan yang menghasilkan sel benih atau gamet dan terletak di dalam gonad, sedangkan jaringan somatis adalah jaringan tubuh (Lesson, 1985).
Ilmu Histologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang jaringan-jaringan normal yan terdapat pada ikan. Sedangkan Histopatologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jaringan yang tidak normal atau jaringan sakit yag terdapat pada ikan. Untuk mengetahui jaringan ikan yang normal dan jaringan tidak normal harus dilihat dengan seksama dengan membandingkan antara kedua jaringan yang terdapat pada ikan yang diteliti. Jika pada ikan terdapat jaringan yang tidak normal maka kemungkinan yang terjadi jaringan ikan tersebut terserang penyakit. Dengan adanya spesies ikan yang berbeda-beda tersebut maka jenis parasit dan penyakit ikan yang menyerang pada ikan berbeda-beda pula (Epple, 1992).
Teknik Pembuatan Preparat
            Preparat histologi dapat dibuat dengan berbagai cara yang berbeda-beda tergantung pada tujuan pembuatan preparat dan organ yang akan diamati. terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan preparat diantaranya meliputi nercose, sectio, labelling, fiksasi, washing, dehidrasi, clearing, infiltrasi, embeding, sectioning, affixing, staining, mounting, dan labelling. Selain itu ada tiga macam preparat histologi yang sesuai dengan tujuannya dan sering di gunakan dalam praktikum, yaitu preparat apus, preparat bentang, dan preparat paraffin. Pengklasifikasian ini juga didasarkan atas jenis organ yang akan diamati (Carlos, 1998).
Berikut merupakan beberapa tahapan dalam pembuatan preparat parafin :
1.     Narcose adalah upaya untuk membuat ikan percobaan dalam keadaan pingsan.
1.          Sectio adalah pembedahan terhadap ikan contoh.
2.         Labelling bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam pengamatan.
3.    Fiksasi adalah tindakan untuk mengawetkan jaringan/organ agar tidak rusak baik bentuk maupun stuktur.
4.    Washing adalah membersihkan organ dari larutan fiksasi, kecuali fiksasi yang di gunakan mengandung alkohol.
5.          Dehidrasi adalah suatu cara untuk menarik molekul air dari sel jaringan dengan menggunakan alkohol.
6.          Clearing adalah suatu upaya untuk menarik alkohol dari jaringan dan menggantikannya dengan xylol.
7.          Infiltrasi adalah suatu upaya memasukkan parafin cair ke dalam rongga sel jaringan atau organ.
8.          Embending adalah kegiatan pencetakan organ yang telah diinfiltrasi.
9.     Sectioning adalah kegiatan mengatur blok parafin sehingga sesuai dengan pisau mikrotome yang di pakai.
10.      Affixing adalah upaya merekatkan hasil potongan pada gelas kaca yang bebas lemak dengan perekat yang terdiri dari campuran asam cuka, albumin dan aquades.
11.      Staining adalah melakukan pewarnaan terhadap organ yang telah di sayat dengan mikrotome.
12.      Mounting adalah menutup gelas benda yang berisi organ dengan Canada balsam satu tetes kecil.
13.     Labelling adalah pencatatan kembali tentang detail dari jaringan pada gelas kaca seperti nama organ, asal sampel, tanggal pembuatan, pewarnaan, dan abnormalitas.
Untuk mempertahankan struktur fisik jaringan agar tetap terlihat jelas saat dimati, preparat harus diawetkan terlebih dahulu dan potongan jaringan yang akan diamati harus diolah dengan tepat sebelum atau secepat mungkin setelah diangkat dari tubuh ikan. Pengolahan yang dilakukan pada preparat dan jaringan tersebut merupakan fiksasi. Fiksasi merupakan proses merendamkannya potongan organ ke dalam larutan fiksasi, hal tersebut dilakukan agar dapat mengawetkan sebanyak mungkin morfologi dan ciri molekulnya. Untuk memperoleh irisan yang tipis jaringan harus diinfiltrasi sesudah fiksasi dengan parafin. Proses embeding melalui dua tahap utama yaitu dehidrasi dan clearing. Air mula-mula dikeluarkan dari fragmen yang dipendam dengan mencelupkannya secara berturut-turut ke dalam alkohol kemudian dengan xylol. Jaringan sulit diamati tanpa dipulas dibawah mikroskop cahaya karena  hampir semua jaringan tidak berwarna. Hampir semua pewarna dalam studi histologi bersifat sebagai senyawa asam atau basa. Dari semua pewarna yang ada, kombinasi hematoksilin dan eosin paling banyak dipakai, karena hematoksilin dan eosin memulas unsur jaringan sehingga dapat menampakkan berbagai unsur jaringan yang akan diamati. Hematoksilin memulas nukleus sel dan sitoplasma menjadi merah dan kolagen menjadi merah muda. Banyak pewarna lain yang dipakai dalam berbagai prosedur histologi, meskipun mereka berguna untiuk menampakkan berbagai unsur jaringan, namun tidak menunjukkan sifat kimiawi dari jaringan yang diamati (Carlos 1998).

Organ-oragan yang diamati
Insang (Gills)
            Pada hampir semua ikan, insang merupakan komponen penting dalam pertukaran gas. Insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras, dengan beberapa filamen insang di dalamnya. Tiap-tiap fillamen insang terdiri atas banyak lamella, yang merupakan tempat pertukaran gas. Tugas ini ditunjang oleh struktur lamella itu yang tersusun atas sel-sel epitel yang tipis pada bagian luar, membran dasar dan sel-sel tiang sebagai penyangga pada bagian dalam. Pinggiran lamella yang tidak menempel pada lengkung insang sangat tipis, ditutupi oleh epitelium dan mengandung jaringan pembuluh darah kapiler. Jumlah dan ukuran lamella sangat besar variasinya, tergantung tingkah laku ikan (Yushinta, 2004).
 Pada ikan teleostei terdapat 5 pasang lengkung ingsang. Empat pasang yang paling atas terdiri atas lamela-lamella primer, lamella primer ini terdiri dari terdiri dari atas tulang rawan, pembuluh darah, dan lapisan epithel. Lamela primer dikelilingi oleh lamella-lamella sekunder. Di sinilah tempat berlangsungnya penangkapan oksigen dari air oleh haemoglobin darah pada pembuluh darah arteri branchial efferent. (Gunarso, 1984).
Kulit (Skins)
            Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam yang disebut dermis atau corium. Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat diseluruh permukaan tubuhnya. Epidermis bagian dalam terdiri dari lapisan sel yang selalu melakukan pembelahan untuk menggantikan sel-sel sebelah luar yang lepas dan untuk persediaan pengembangan tubuh. Lapisan ini dinamakan stratum germinativum (lapisan malphigi). Ukuran dermis lebih tebal dari pada epidermis dan terdiri dari sel-sel yang susunanya lebih kompak. Lapisan ini berperan dalam pembentukan sisik pada ikan-ikan yang bersisik. Derivat-derivat kulit juga dibentuk di dalam lapisan ini. Pada dermis terkandung pembuluh darah, saraf, dan jaringan pengikat (Lagler, et. al, 1977).
Lambung (Stomach)
             Lambung ikan mempunyai bentuk yang sangat bervariasi. Variasi bentuk lambung ini menunjukkan adanya beberapa adaptasi. Pada ikan herbivor, lambung semata-mata berbentuk memanjang seperti lambung dari ikan gabus (Ophiocephalus striatus). Pada ikan belanak (Liza subviridis), lambung mengalami modfikasi menjadi alat penggiling. Lambung tersebut berukuran kecil tetapi dindingnya sangat tebal dan berotot. Pada Saccopharyngidae dan Eupharyngidae, lambungnya mempunyai kemampuan untuk menggelembung yang besar sehingga memungkinkan ikan-ikan ini memakan mangsa yang relatif  besar ukurannya. Lambung dimiliki oleh sebagian besar ikan. Pada beberapa ikan teleostei yang bertulang sejati (Cyprinidae) tidak memiliki lambung. Pada ikan-ikan tersebut tidak ada kelenjar lambung sehingga makanan dari oesophagus langsung menuju ke usus. Adanya lambung dapat dicirikan oleh rendahnya pH dan adanya pepsine di antara getah pencernaan. Pada beberapa ikan seringkali bagian depan ususnya membesar menyerupai lambung sehingga bagian ini dinamakan lambung palsu. Contohnya pada ikan mas (Cyprinus carpio) yang mempunyai lambung palsu (Tim Ikhtiologi, 1989).
Segmen kesatu sampai segmen ketiga pada lambung ikan dapat dibedakan pada spesies ikan yang berbeda-beda. Biasanya lambung tersusun dari bagian kardiac, korpus, dan pyloric. Epitel mukosa dari masing-masing bagian adalah selapis dan berlipat. Lipatan pada kardiac dangkal, tapi pada bagian lain lebih dalam. Sel-sel epitel dari bagian kardiac berbentuk kuboidal dan sisanya adalah kolumnar tinggi. Nukleusnya terletak terletak di dasar sel. Kelenjar gastric bersarang di dalam lamina propria, terutama pada kardiac dan korpus, dan membuka ke dalam lipatan mukosa yang lembut. Sel-sel sekretin yang menyusun kelenjar gastric adalah berbentuk poligon dan berisi keping-keping yang jelas dengan hematoksislin dan azokarmin. Mereka menempati dasar dari kelenjar gastric saat sel-sel mukosa ditemukan pada bagian leher. Sebuah muskularis mukosa yang nyata kadang-kadang ditemukan di sebelah dalam. Muskularis terdir dari otot yang polos tersusun pada bagaian dalam tebal berbentuk sirkular dan bagian luar tipis berbentuk memanjang (Hibiya, Takashima, 1995).

IKAN SEMBILANG

Ikan sembilang adalah anggota dari suku (famili) Plotosidae, suatu kelompok ikan berkumis (Siluriformes). Penciri khas yang membedakannya dari kelompok lainnya adalah menyatunya sirip punggung kedua (sirip lemak), sirip ekor, dan sirip anus sehingga bagian belakangnya tampak seperti sidat. Dalam bahasa Inggris ia disebut ikan kumis berekor sidat, "eel-tailed catfish") (www.id.wikipedia.org)
Hewaninimenghuni air tawar ( perairan darat ) dan perairanlaut, dan menghuni wilayah hangat Indo-Pasifik, dari Jepang hingga Australia dan Fiji. Terdapat sekitar 35 spesies dalam 10 generasi (www.id.wikipedia.org).
SistemReproduksidariikansembilangsendiri dapat dikatakan seperti pada ikan demersal lainya. Dia melakukan pemijahan ( Spawning ) di dasar dan kemudian meletakkan telur – telurnya di dasar yang berlumpur sehingga sulit untuk di deksi oleh pemangsanya atau predatornya. Setelah melewati masa embrio, Ikan sembilang yang masih dalam tahap juvenile akan berada pada dasar dan memakan ikan kecil. Setelah dewasa sembilang baru akan memangsa aktif kedaerah dangkal yang banyakakan hewan kecil (Saanin, H, 1968).
Dalam hal reproduksi sangat penting untuk mengetahui fekunditas (banyak telur), karena hal ini akan menyangkut pada Indeks Kematangan Gonad. Dimana hubungan fekunditas (banyaknya telur) dengan Indeks Kematangan Gonad adalah semakin tinggi Indeks Kematangan Gonad maka jumlah telur yang dihasilkan juga semakin banyak. Selanjutnya dengan mengetahui tingkat kematangan gonad kita bisa mengetahui aktifitas reproduksi dari si ikan (Saanin, H, 1968)
Selainitu dalam mempelajari sistem reproduksi kita juga perlu mengetahui perbedaan antara jenis kelamin jantan dan betinanya. Dilihat dari morfologi luarnya, ikan jantan ukuran tubuhnya lebih kecil daripada ikan betina, untuk warna tubuhnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih gelap apabila dibandingkan dengan ikan betina.Untuk ikan betina lihat saja pada lubang anus yang ukurannya lebih besar, hal ini dikarenakan lubang ini akan digunakan untu kmengeluarkan telur (Saanin, H, 1968).

Taksonomi ikan Sembilang:
Kingdom  : Animalia
Filum  : Chordata
Kelas  : Actinopterygii
Ordo  : Siluriformes
Famili   : Plotosidae
Genus   : Paraplotosus
Spesies : Paraplotosus albilabris 
(Nelson, 2006)

Morfologi ikan Sembilang
Ikan Sembilang atau Eel tailed catfish adalah jenis ikan laut yang bentuk tubuhnya menyerupai ikan Lele. Hidupnya pada  kedalaman 0-10 meter. Sering dijumpai di daerah  pesisir  pantai atau laut dangkal. Bentuk badannya panjang tanpa sisik, sirip punggung pertama berduri tajam dekat dengan kepala, sirip punggung kedua bersambung dengan sirip ekor dan sirip dubur.  Ikan ini dapat mencapai panjang 134 cm. Ikan Sembilang merupakan ikan predator, yang memangsa ikan-ikan kecil, selain itu ikan ini juga memakan hewan-hewan yang hidup di dasar laut yaitu hewan-hewan kelompok gastropoda, moluska dan krustasea. Ikan dewasa dapat hidup sendiri atau dalam kelompok kecil (Utomo, et al., 2007).
Ikan sembilang
- Panjang total : 58,5 cm                      - Berat Total : 1,11 kg
- Berat Telur Ikan : 222 gram
Gonad berwarna orange, fase satu.
Jumlah Telur sampel = 50

Fekunditas =  222 x 50  = 1009 Telur
                             11
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan 50 butir telur sebagai sampel diketahui fekunditas dari Ikan sembilang adalah sebanyak 1009 telur. (http://adios19.files.wordpress.com/2011/05/laporan-ikhtiologi.docx)

Tingkat Kematangan Gonad
Tinhgakat kematangan gonad merupakan bentuk analisis proses kematangan gonad ikan yang semakin matang sebelum terjadi pembuahan. Dalam reproduksi, sebagian hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad. Berat gonad semakin bertambah dan mencapai maksimum ketika ikan akan memijah, kemudian beratnya menurun setelah pemijahan. Kondisi gonad ini dapat dinyatakan sebagai berat gonad dibagi berat tubuh ikan (termasuk gonad) dikalikan 100%. Proses reproduksi sebagian besar merupakan hasil metabolisme yang tertuju pada perkembangan gonad. Berat gonad semakin bertambah dan mencapai maksimal ketika ikan itu kan berpijah, kemudian berat ikannya menurun setelah pemijahan (Hartono, 2009).
Salah satu indikator ketersediaan stok reproduktif yang sering digunakan dalam pengelolaan perikanan adalah ukuran ikan pada saat pertama kali matang gonad. Oleh karena itu informasi tentang ukuran ikan pada saat pertama kali matang gonad diperlukan dalam penerapan perikanan bertanggung jawab (Musbir et al, 2006).
Pematangan gonad di dorong oleh faktor-faktor lingkungan seperti suhu, lama penyinaran matahari, organisme makanan yang tersedia diperairan bebas dan lain-lain (Sutarmanto, 1995)

Indeks Kematangan Gonad
Di dalam proses reproduksi, sebelum terjadi pemijahan, sebagian besar hasil metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad. Gonad semakin bertambah berat dibarengi dengan semakin bertambah besar ukurannya termasuk garis tengah telurnya. Berat gonad akan mencapai maksimum sesaat ikan akan berpijah, kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan sedang berlangsung sampai selesai.
Telah dikemukakan bahwa secara morfologi perubahan-perubahan kondisi tersebut dapat dinyatakan dengan tingkat kematangan. Namun hal ini belum menyatakan suatu perhitungan secara kuantitatif.  Untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam gonad tersebut secara kuantitatif. Dapat dinyatakan dengan suatu indeks yang dinamakan Indeks Kematangan Gonad, atau IKG. Indeks ini dinamakan juga Maturity atau Gonad Somatic Indeks (GSI) yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil dari perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikalikan dengan 100%.
IKG = Bg/Bt X 100%
Dimana: IKG = Indek kematangan gonad
Bg   = Berat gonad dalam gram
Bt   = Berat tubuh dalam gram
Dengan nilai tersebut akan di dapatkan bahwa sejalan dengan perkembangan gonad, indek itu akan semakin bertambah besar dan nilai tersebut akan mencapai batas kisar maksimum pada saat akan terjadi pemijahan. Jahson (1971) mengemukakan bahwa pada ikan thredfin shad indeknya berkisar dari 1–25%. Ikan dengan IKG mulai dari 19% ke atas sudah sanggup mengeluarkan telurnya dan dianggap matang. Sesudah memijah indeknya turun menjadi 3 – 4%.
Dari awal perkembangan  gonad sampai memijah, garis tengah telur yang dikandungnya semakin membesar pula. Dengan demikian maka akan didapatkan hubungan antara IKG dengan garis tengah telur. Hubungan ini dapat dinyatakan  dalam gambar histigram seperti yang dikemukakan oleh Arsjad (1973) pada ikan baung  seperti pada gambar 9.
Selain indek kematangan gonad seperti termaksud di atas ternyata Batts (1972) mengemukakan indek lain yang dinamakan Gonad Indeks (GI) yaitu perbandingan antara berat  gonad dengan panjang ikan, yang rumusnya:
GI =  w/Ls X 10s
Dimana:  GI = Gonad Indek
W = Berat gonad segar dalam gram
L = panjang ikan dalam mm.
Harga 10s merupakan suatu faktor agar nilai GI mendekati harga satu. Apabila tidak dikalikan dengan faktor tersebut akan didapatkan suatu nilai yang sangat kecil (beberapa angka di belakang koma) sehingga apabila nilai tersebut dipakai untuk membandingkan dengan nilai lainnya tidak sepeka dengan menggunakan faktor 10s tadi.
Isi Lambung
            Dalam menentukan perbandingan jenid makanan diperlukan suatu standar posisi atau kontribusi jenis makanan tertentu terhadap kegiatan. Standar ini misalnya dalam bentuk indeks. Terdapat dua indek yang sering digunakan dalam analisis isi perut ikan. Salah satunya adalah indek kelimpahan relatif atau IRI (Index of relative Importance) (Hyslop, 1980)
            Metode atau indeks lain adalah indeks kebiasaan makan atau FAI (Feeding Alimentari Index) yang diusulkan oleh Kawakami dan Vazzoler pada tahun1980 (Agostinho, 2006)

Hampir semua ikan menggunakan metode menghisap untuk makan, yaitu proses dimana terjadi tekanan negatif pada buccal cavity sehingga air yang mengandung organisme dapat masuk kedalam mulut. Asupan makan juga dapat diperoleh dengan membuka mulut dan o[perkulum ketika berenang. Ikan juga secara aktif memangsa mangsa yang bergerak secara horizontal atau vertikal di dalam air. Makana ikan dapat berupa plankton (zooplankton atau phytoplankton) atau bentos (makrozoobentos atau mikrozoobentos) (Wetzel, 2001)

Rabu, 02 Juli 2014

Apa ya Pengaruhnya Arus dan Gelombang dalam Budidaya Perikanan??


Hal yang harus kita ketahui sifat oseanografi perairan

Sifat Angin
Sifat cuaca di perairan Indonesia umumnya dipengaruhi oleh angin musim. Pada musim tenggara (April – September) angin berhembus ke arah barat laut dan pada musim barat laut ( November – Maret ) angin berhembus ke arah tenggara mengakibatkan terjadi perubahan-perubahan cuaca yang agak teratur di Selat Sunda.
Arah dan kecepatan angin bulanan singkatnya sebagai berikut :
·         April dan Mei – angin berhembus kebanyakan dari selatan dengan kecepatan 4 sampai 10 knot.
·         Juni, Juli dan Agustus – angin umumnya berhembus dari timur dan tenggara dengan kecepatan 4 sampai 10 knot. Pengamatan cuaca di Bakauheni pada Juni dan Juli menunjukkan arah angin dari timur, selatan dan tenggara dengan kecepatan 7 knot.
·         September, Oktober dan Nopember – angin sering berhembus dari utara dan timur dengan kecepatan 4 sampai 16 knot. Catatan dari Anyer pada 1979 menunjukkan angin bertiup kebanyakan dari timur dan tenggara pada Oktober dan Nopember dengan kecepatan 3 – 10 knot.
·         Desember, Januari dan Pebruari – Berturut-turut angin lebih banyak berhembus dari barat-baratdaya, barat dan berat – barat laut dengan kecepatan 10 sampai 20 knot.

Keadaan Ombak.
Keadaan laut pada umumnya agak tenang atau sedang. Selama musim barat, antara bulan Oktober dan Maret keadaan laut lebih berombak daripada bulan-bulan yang lain. Dalam periode ini tinggi ombak dapat mencapai 1,5 sampai 2 m. Pada musim timur, antara April dan September ombak biasanya lebih kecil, antara 0,5 – 1 m. Keadaan laut yang paling tenang biasanya terjadi bulan-bulan April, Mei dan Juni dengan tinggi gelombang kurang daripada 0,5 m.

Pasang surut dan arus.
Sifat pasang -surut adalah beragam, salah satunya adalah campuran, condong ke harian ganda. Dua kali pasang dan dua kali surut terjadi dalam satu hari bulan secara tak teratur. Perbedaan pasang surut biasanya lebih daripada 1 m.
Arus memiliki sifat yang berbeda – beda, sesuai dengan tempatnya. Seperti halnya  di Selat Sunda yang memiliki arus kadang-kadang kuat, akan tetapi pertukaran air antara Samudera Hindia dan laut Jawa lemah, ini disebabkan oleh keadaan mulut selat bagian utara yang sempit dan dangkal. Arah aliran massa air di selat merupakan percampuran antara arus pasang – surut dan arus musim. Arahnya pada sebagian besar waktu setahun adalah barat daya, yakni menuju ke Samudera Hindia, tetapi dalam bulan Nopember terjadi arah yang berlawanan yakni barat laut. WYRTKI ( 1961 ) menjelaskan terjadinya arus yang hampir selalu ke barat daya disebabkan oleh adanya gradien permukaan laut ke arah Selat. Hal ini ditunjukkan oleh adanya hubungan yang erat antara aliran mendatar dan perbedaan permukaan laut antara Tanjung Priok di pantai utara Jawa dan Pelabuhan Ratu di pantai selatan Jawa. Kecepatan arus yang pernah diukur di selat bagian utara dalam bulan-bulan Nopember dan Desember, di permukaan dan di dekat dasar menunjukkan kekuatan yang hampir sama. Dilapisan permukaan 0.95 m/detik dan di dekat dasar, 0,83 m/detik. Pengukuran di lokasi lain dari bagian selat ini menunjukkan kecepatan maksimum pada permukaan laut 1,89 m/detik dan pada lapisan dekat dasar 1.78 m/ detik dengan arah yang hampir sama yankni timur laut. Pengaruh arus pasang – surut di selat ini lebih kuat daripada arus angin dan arus musim.

Pengaruh Arus
Arus mempunyai pengaruh positip maupun negatip terhadap kehidupan biota perairan. Arus dapat mengakibatkan ausnya jaringan-jaringan jasad hidup yang tumbuh di daerah itu dan partikel-partikel dalam suspensi dapat menghasilkan pengikisan. Di perairan dengan dasar lumpur, arus dapat mengaduk endapan lumpur-lumpuran sehingga mengakibatkan kekeruhan air dan mematikan binatang. Juga kekeruhan yang diakibatkan bisa mengurangi penetrasi sinar matahari, dan karenanya mengurangi aktivitas fotosintesa. Manfaat dari arus bagi banyak biota adalah menyangkut penambahan makanan bagi biota-biota tersebut dan pembuangan kotoran-kotorannya. Untuk algae kekurangan zat-zat kimia dan CO2 dapat dipenuhi. Sedangkan bagi binatang CO2 dan produk-produk sisa dapat disingkirkan dan O2 tetap tersedia. Arus juga memainkan peranan penting bagi penyebaran plankton, baik holoplankton maupun meroplankton. Terutama bagi golongan terakhir yang terdiri dari telur-telur dan burayak-burayak avertebrata dasar dan ikan-ikan. Mereka mempunyai kesempatan menghindari persaingan makanan dengan induk-induknya terutama yang hidup menempel seperti teritip (Belanus spp) dan kerang hijau (My tilus viridis).
Pada kira-kira 1½ dekade yang lalu faktor-faktor lingkungan yang diuraikan di atas cukup untuk diperhatikan dalam menilai kualitas air untuk budidaya laut. Akan tetapi dengan cepatnya pertambahan penduduk dan digalakkannya industrialisasi di negara kita, maka dalam sepuluh tahun terakhir ini telah timbul pencemaran air dan pencemaran laut, karena masuknya limbah industri dan limbah rumah tangga yang tak terkendalikan ke dalam lingkungan akuatik.
Sekarang dalam menilai kualitas air untuk budidaya tidak cukup hanya memperhatikan faktor-faktor yang telah diuraikan. Bahan-bahan pencemar yang dapat menurunkan kualitas air harus diperhatikan. Bahan-bahan pencemar tersebut yang dapat menurunkan kualitas air dan membahayakan kehidupan biota laut diterangkan di bawah ini yang dihimpun dari KLH (1984).

Gelombang
Secara ekologis gelombang paling penting di mintakat pasang surut. Di bagian yang agak dalam pengaruhnya mengurang sampai ke dasar, dan di perairan oseanik ia mempengaruhi pertukaran udara dan agak dalam.
Gelombang ditimbulkan oleh angin, pasang-surut dan kadang-kadang oleh gempa bumi dan gunung meletus (dinamakan tsunami). Gelombang mempunyai sifat penghancur. Biota yang hidup di mintakat pasang surut harus mempunyai daya tahan terhadap pukulan gelombang. Gelombang dengan mudah menjebol alga-alga dari substratanya. Ia diduga juga mengubah bentuk karang-karang pembentuk terumbu. Gelombang mencampur gas atmosfir ke dalam permukaan air sehingga memulai proses pertukaran gas.

Pengaruh Panjang Gelombang Cahaya Untuk Merangsang Kinerja Reproduksi Ikan

Keberhasilan reproduksi ikan telostei dipengaruhi oleh penerimaan signal lingkungan oleh system sensor dan transduksi sinyal dengan sumbu endokrin reproduksi. Cahaya merupakan faktor lingkungan yang esensial karena memiliki beberapa kualitas karakteristik informatif (spectrum atau panjang gelombang), kuantitas (intensitas) dan periodisitas (fotoperiod) yang memiliki fungsi untuk merangsang efek fisiologi pada ikan. Diantara karakteristik ini, periodisitas merupakan salah satu faktor penting penentu keberhasilan reproduksi ikan, penting dalam inisiasi dan perkembangan gonad ikan. Bahkan kondisi fotoperiodik yang dimanipulasi telah dilakukan dalam usaha budidaya ikan untuk merangsang kegiatan reproduksi pada ikan-ikan tertentu. Disisi lain penelitian juga dtelah dilakukan untuk mengetahui panjang gelombang cahaya untuk memacukinerja reproduksi ikan.

Ikan mampu mendeteksi perbedaan intensitas dan spektrum cahaya oleh fotoreseptor retina dan ekstra-retina. Walaupun sensitivitas terhadap perbedaan-perbedaan ini bervariasi di antara spesies, namun dikatahui dapat mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan somatic dan kelangsungan hidup larva dan juvenil. Ikan nila (Oreochromis niloticus) yang diekspos pada cahaya biru ternyata mampu meningkatkan proporsi reproduksi ikan danmerangsang ikan jantan untuk membuat sarang. 
Pengaruh panjang gelombang cahaya yang berbeda untukperkembangan ovarium menunjukkan adanya kemungkinan bahwa salah satu spectral pigemen memilki sensivitas yang luas atau melibatkan beberapa fotopigmen pada proses transduksi yang berhubungan dengan rangsangan cahaya dari luar. Spesisfik phoreseptor terlibat pada fungsi ini namun belum diketahui dengan jelas. Salah satu kemungkinan adalah adanya mediasi yag dilakukan oleh photopigmen lateral mata. Meskipun fotoreseptor retina merupakan tempat untuk mengetahui sensivitas panjang gelombang, isyarat yang berhubungan dengan aktivitas reproduksi ikan dideteksi oleh fotoreseptor ekstra retina. Cahaya gelombang panjang mampu menembus fotoreseptor pineal dalam otak dengan penetrasi yang lebih tinggi dibanding cahaya gelombang pendek.

Apa itu SINERGISME??

            Sinergisme merupakan asosiasi (hubungan hidup) antara kedua spesies, bila mengadakan kegiatan tidak saling menganggu, akan tetapi kegiatan masing-masing justru merupakan urut-urutan yang saling menguntungkan. Sinergisme sendiri terbagi menjadi 2 yaitu sinergisme populasi dan sinergisme spesies.
            Sinergisme populasi merupakan interaksi antara populasi satu degan yang lainnya, berikut macam sinergisme populasi:
1.      Alelopati: bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
Contoh: di sekitar tumbuhan Walnut jarang ditumbuhi tumbuhan lain
karena tumbuhan tersebut menghasilkan toksin.
Alelopati pada mikroorganisme disebut Antibiosis, contohnya Penicillium sp yang dapat menghasilkan antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
2.      Kompetisi : persaingan untuk mendapatkan kepentingan yang sama pada habitat yang sama.
Contoh : populasi kambing dan populasi sapi di padang rumput.
Secara teori spesies-spesies dalam suatu populasi saling berinteraksi satu dengan lainnya, dan membentuk interaksi yang positif, negatif, maupun NOL. Dari bentuk interaksi tersebut terdapat 9 kombinasi yang dapat dibagi menjadi berikut:
1.      Neutralisme, yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi.
2.      Kompetisi ( tipe gangguan lansung), yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing langsung saling menghalangi secara aktif.
3.      Kompetisi (tipe penggunaan sumberdaya alam), yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies dalam penggunaan sumberdaya alam yang persediaannya berada dalam kondisi kekurangan.
4.      Amensalisme, yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang berakibat salah satu pihak dirugikan, sedangkan pihak lainnya tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi.
5.      Parasitisme, yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang berakibat salah satu pihak (inang) dirugikan, sedangkan pihak lainnya (parasit) diuntungkan.
6.      Predasi atau pemangsaan, yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang salah satu pihak (prey, organisme yang diomangsa), sedangkan pihak lainnya (predator, organisme yang memangsa) beruntung.
7.      Komensalisme, yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang salah satu pihaknya beruntung, sedangkan pihaknya lainnya tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi.
8.      Protokooperasi, yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing memperoleh keuntungan karena adanya asosiasi. tetapi asosiasi yang terjadi tidak merupakan suatu keharusan.
9.      Mutualisme, yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing memperoleh keuntungan oleh adanya asosiasi dan masing-masing spesies memang saling membutuhkan dan merupakan suatu keharusan untuk berasosiasi.

Contoh dari sinergisme antara lain:
1.      Lumbricus rubellus atau cacing tanah merupakan suatu makhluk hidup yang habitat aslinya berada pada daerah atau wilayah yang kaya akan bahan organik. Selain itu Lumbricus rubellus mampu menyebarkan dan meningkatkan jumlah bakteri dan mikroba di dalam tanah.

2.      Ragi merupakan jenis jamur yang biasa digunakan untuk proses pembuatan tape. untuk membuat tape terdiri atas kumpulan spesies Aspergillus, Saccharomyces, Candida, Hansenula, dan Acetobacter. Masing-masing spesies mempunyai kegiatan-kegiatan sendiri, sehingga amilum berubah dapat menjadi gula, dan gula menjadi bermacam-macam asam organik, alkohol, dan Iain-Iain.